Polda DIY Usut Dugaan Pelecehan Maba oleh Anggota BEM UNY

CNN Indonesia
Minggu, 12 Nov 2023 05:09 WIB
Ilustrasi dugaan pelecehan di lingkungan kampus. (Istockphoto/Coldsnowstorm)
Yogyakarta, CNN Indonesia --

Kepolisian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mulai menyelidiki dugaan kasus pelecehan seksual mahasiswa baru Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) oleh salah seorang pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FMIPA kampus pelat merah tersebut.

Dirreskrimum Polda DIY Kombes Pol FX Endriadi mengatakan kepolisian per Sabtu (11/11) melakukan penyelidikan melalui akun media sosial pengunggah pengakuan mahasiswa baru selaku korban pelecehan seksual.

"Penyelidikan terhadap akun tersebut untuk mengetahui apakah benar atau tidak informasi yang diunggah tentang adanya korban pelecehan. Apabila ada, maka akan dilakukan pemeriksaan atau penyidikan terhadap korban tersebut," kata Endriadi saat dihubungi, Sabtu.

Terpisah, Dekan FMIPA UNY Dadan Rosana menyebut pihaknya telah berkomunikasi dengan kepolisian menyangkut permasalahan ini. Ia menyebut Polda mulai melacak akun media sosial pengunggah pengakuan korban.

Dadan mengatakan polisi turun tangan lantaran kampus tak mendapat laporan langsung dari pihak yang merasa menjadi korban. Sementara di sisi lain, akun media sosial pengunggah aduan mahasiswa kena pelecehan seksual itu juga tidak jelas siapa pemiliknya.

"Kami percaya sama Polda," kata Dadan saat dihubungi, Sabtu (11/10).

Dadan menyerahkan urusan ini kepada Polda bukan karena kampus tak mempercayai apa yang disampaikan melalui akun tersebut. Pihaknya cuma ingin semuanya menjadi terang benderang, sehingga UNY juga bisa mengambil tindak lanjut.

"Di satu sisi kami takut kalau ada korban dan kami tidak akan menutup-tutupi, kalau memang betul ada korban kami sangat senang kalau itu bisa dilaporkan," ucapnya.

Dadan menegaskan kampus tidak akan berdiri di sisi pelaku apabila kasus pelecehan seksual ini bukan cuma sebatas dugaan. UNY untuk sekarang ini melihat kedudukan antara korban dan terduga pelapor masih seimbang.

Kampus sejauh ini masih menerapkan asas praduga tak bersalah kepada terduga pelaku. Sanksi pemberhentian tidak dengan hormat alias dropout (DO) menanti siapa pun yang melanggar peraturan kampus.

Sementara kepolisian bekerja, lanjut Dadan, kampus aktif menjaring informasi melalui para mahasiswanya guna mencari siapa sosok korban sebenarnya.

"Semua mahasiswa baru kita tanya, kalaupun ada mungkin curhat ke teman. Tapi sampai saat ini belum ada informasi itu, meski belum semua memang (dimintai keterangan)," kata dia.

Sebelumnya, sebuah narasi berisi dugaan kasus kekerasan seksual yang disebut dilakukan oleh salah seorang pengurus BEM UNY beredar di media sosial X (Twitter).

Akun @laavanyaisvara mengunggah dua buah tangkapan layar yang sempat diunggah oleh akun @UNYmfs. Salah satunya percakapan dua orang via WhatsApp. Intinya, seorang mahasiswa baru mengaku menjadi korban pencabulan oleh kakak tingkat yang ia kenal lewat sebuah acara fakultas.

Dia juga mengaku selama ini tak berani buka suara lantaran diancam, hingga berkali-kali dilukai sampai membuatnya berniat mengakhiri hidup.

Mahasiswa baru tersebut tak berani menguak identitas kakak tingkatnya, namun mencantumkan nomor induk mahasiswa yang kemudian mengarahkan netizen kepada sosok berinisial MF, anggota BEM FMIPA UNY angkatan 2023.

MF sendiri membantah berbagai tudingan pelecehan seksual terhadap adik angkatan yang mengarah kepadanya. Dia mengaku tak mengetahui sosok pelapor dan mengklaim tidak memiliki masalah dengan pihak mana pun.

Mahasiswa semester V itu pun ingin menempuh jalur hukum demi salah satunya memulihkan nama baiknya.

"Saya siap menempuh jalur hukum, dan pada orang yang melakukan tuduhan tersebut saya minta itikad baiknya karena ini telah mencoreng nama baik saya karena ini telah menyebar ke mana-mana," kata MF saat ditemui di kampus UNY, Jumat (10/11).

Mahasiswa angkatan 2021 itu berujar dirinya siap dikonfrontasi dengan pengunggah narasi tersebut, sekalipun MF mengaku tak mengenal atau memiliki masalah dengan pihak mana pun.

Mahasiswa semester V itu mengaku sangat amat dirugikan dengan adanya unggahan yang kemudian menggiring peselancar dunia maya memburu identitasnya.

Dia mengaku banyak orang mencari, meretas akun media sosial miliknya, bahkan sampai mendatangi kost dan mengancam melakukan kekerasan fisik.

"Saya merasa terancam dari orang-orang yang tidak memahami atau pun yang tidak memikirkan dulu terhadap berita (unggahan) yang tersebar ini," katanya.

(kum/kid)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK