Asrinaldi meyakini Jokowi mulai matang berpolitik. Jokowi telah mempunyai pengalaman berkuasa selama 10 tahun, sehingga terlatih menghadapi tekanan politik.
"Jadi barangkali dari gesturnya Pak Jokowi saya pikir beliau cukup santai ya menghadapi itu," tuturnya.
Asrinaldi meyakini Jokowi tidak akan berhenti melakukan apa yang dimauinya, terlebih dia sudah lihai dalam meraih simpati masyarakat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pidato Mega, kata Asrinaldi, bisa saja dianggap angin lalu.
"Apa yang beliau [Jokowi] ingin lakukan dia tetap dilakukan gitu. Sesekali barangkali memainkan politik yang membuat publik simpati, kemudian seakan-akan publik tidak terlalu terpengaruh dengan apa yang dikatakan oleh PDI Perjuangan," bebernya.
Dia menilai posisi Jokowi sangat strategis. Sebab, Jokowi mempunyai akses dan kendali kekuasaan.
Meskipun tudingan-tudingan itu ada benar, kata Asrinaldi, tentu PDIP dan masyarakat tidak bisa bisa berbuat apa-apa karena memang membuktikannya sangat susah.
"Jadi ya publik pun pada akhirnya hanya sekedar tahu dan ya tidak ada tindak lanjut terkait dengan pengetahuan yang mereka miliki itu," ucap Asrinaldi.
Pidato Mega yang berapi-api itu bisa jadi ajakan untuk masyarakat dalam mengawasi intrik Jokowi. Sebab, Jokowi tampak sudah tidak peduli dengan gertakan Mega.
Asrinaldi berpendapat tak ada yang bisa dilakukan selain berharap Jokowi berbenah diri atas kemauannya. Termasuk, menepati janji-janjinya. Salah satunya bersikap netral di Pilpres 2024.
"Faktanya beliau [Jokowi] memang tidak peduli kan. Ya tentu cara yang paling baik itu ya sama-sama mengawasi saja, sesuai dengan statement Pak Jokowi bahwa beliau akan bersikap netral," ucap dia.
"Nah tentu janji seorang negarawan ini yang akan dipegang oleh masyarakat bahwa beliau dalam pemilu 2004 memang akan bertindak dan bersikap netral," imbuhnya.
Megawati mengungkapkan kejengkelannya di hadapan ribuan relawan pendukung Pilpres 2024 Ganjar-Mahfud di JiExpo, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (27/11).
Mega menyampaikan pidato dengan penuh emosional selama hampir satu jam. Dia mengaku kesal dengan dinamika politik menjelang masa kampanye yang dimulai Selasa (28/11).
Mega menyebut penguasa saat ini bertindak laiknya Orde Baru. Dia mengatakan itu dengan nada menggebu-gebu.
"Mestinya Ibu enggak perlu ngomong gitu, tapi sudah jengkel. Karena apa, Republik ini penuh dengan pengorbanan, tahu tidak? Mengapa sekarang kalian yang baru berkuasa itu mau bertindak seperti waktu zaman Orde Baru," kata Mega
Mega juga mengaku sudah tak tahan lagi dengan sejumlah laporan praktik intimidasi dan intervensi yang terjadi jelang masa kampanyePilpres 2024.
Mega lalu mengingatkan bahwa pada dasarnya reformasi adalah untuk membatasi kekuasaan. Sebuah amendemen, aturan tersebut mestinya cukup diikuti, dan tidak boleh dilanggar.
"Aturan mbok diikuti ya, jangan dilanggar-langgar. Kalau nanti bener disemprit, ternyata kalian juga maling, haduh gawat," kata Mega.
Jokowi pada kesempatan terpisah hanya tersenyum dan menyatakan enggan menanggapi pernyataan Megawati tersebut.
"Saya tidak ingin memberi tanggapan," kata Jokowi usai menghadiri gerakan tanam pohon bersama di Hutan Kota JIEP, Pulo Gadung, Jakarta Timur, Rabu (29/11).
(yla/gil)