Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan Yuda Setiawan merespons soal somasi yang dilayangkan lembaga bantuan hukum (LBH) Medan terhadap Wali Kota Bobby Nasution dan Event Organizer Jogal Production (JP).
Somasi itu dilayangkan buntut dari penyelenggaraan Merdeka Rock Fest Kolaborasi 2023. Para musisi rock, juri, talent, host yang terlibat dalam acara itu mengaku tak menerima bayaran atau honor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yuda pun menjelaskan Pemkot Medan tak ikut serta dalam penyelenggaraan acara musik tersebut. Dia meminta Jogal Production tidak membawa-bawa Pemkot Medan.
"Korelasi Pemko itu di mana? Karena yang membuat acara bukan Pemko Medan. Pada prinsipnya Pak Wali Kota Medan mendukung setiap warga untuk membuat event di Kota Medan. Tapi, untuk teknis Pemko Medan tidak terlibat," ujar Yuda saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (30/11).
Ia mengatakan Pemkot Medan telah memanggil penyelenggara acara untuk meminta klarifikasi.
Direktur LBH Medan Irvan mengatakan somasi terbuka kepada Bobby dan EO Jogal Production karena hak para musisi, juri, talent, hingga host Merdeka Rock Fest Kolaborasi 2023 tidak kunjung dibayar.
Ia meminta somasi direspons dalam waktu 3 x 24 jam. Jika tidak, LBH akan mengajukan somasi secara langsung dan menempuh upaya hukum baik secara perdata maupun pidana.
"Kami tunggu dalam waktu 3 x 24 jam. Jadi ada belasan orang korbannya mulai dari musisi rock, juri, host, talent hingga vendor. Korban ada yang sama sekali belum dibayar, dan ada yang masih dicicil. Untuk kerugiannya jika ditotal mencapai puluhan juta," kata Irvan di kantor LBH Medan, Kamis.
Irvan menjelaskan Merdeka Rock Fest Kolaborasi 2023 digelar pada 3 September 2023 di Lapangan Benteng Medan. Acara itu memperebutkan piala Wali Kota Medan.
Menurutnya, acara tersebut merupakan kerja sama dengan Pemkot Medan. Karena itu, kata dia, Pemkot Medan tak boleh lepas tangan.
"Para korban ini warga Medan, jadi wali kota tidak bisa lepas tangan. Apalagi di piagam penghargaan yang diterima para musisi melekat nama Bobby Nasution," ujar Irvan.
"Sebenarnya jika Wali Kota Medan fair dia panggil cepat semua musisi ini. Itu sikap pemimpin yang melindungi warganya," imbuh dia.
Pada kesempatan itu, Rizal salah satu musisi rock Medan yang jadi korban mengaku belum menerima pembayaran setelah acara selesai. Dia telah mendatangi EO Jogal Production, tetapi tidak mendapatkan jawaban.
"Kami sudah coba datangi kantor JP beberapa kali. Mereka ini ada empat orang panitianya yakni Ricky, Sigit, Ucok dan Willy. Tapi ketika ketemu, saya dibola-bolain sama empat orang ini," kata dia.
Diurnanta, yang jadi juri dalam acara itu, juga mengaku bayarannya belum penuh. Padahal dalam surat perjanjian, penyelenggara akan melunasi pembayaran setelah tiga hari acara digelar.
"Saat malam penyerahan hadiah itu langsung dihadiri Kadis Pariwisata Medan. Jadi kegiatan ini memang di-support oleh Pemko Medan. Jadi para musisi Medan ini tampil membuka acara yang lalu disusul Band Jamrud. Saya juga diminta menjadi juri. Tapi sampai saat ini honor kami belum juga dilunasi," ucapnya.
(fnr/tsa)