Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto angkat suara soal rentetan aksi penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua yang menewaskan sejumlah prajurit.
Agus menyampaikan dalam menangani konflik di Papua harus menggunakan cara smart power. Yakni, soft power tetap menjadi langkah utama dan hard power merupakan upaya terakhir.
Namun, dengan rentetan aksi penyerangan itu, Agus menyebut maka pilihan untuk melakukan upaya hard power harus dilakukan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hard power itu jalan terakhir, seperti yang mereka sekarang sudah menyerang-menyerang kita, ya kita gunakan hard power, jadi seperti itu," kata Agus di Mabes TNI AD, Jakarta Pusat, Jumat (1/12).
Dalam kesempatan itu, Agus turut menyampaikan turut berduka cita atas tewasnya sejumlah prajurit dalam kontak tembak dengan KKB di wilayah Papua.
"Saya selaku panglima TNI berduka cita pada prajurit-prajurit terbaik kita dan kewajibannya, hak-haknya akan kita penuhi," ucap dia.
Sebelumnya, pada Sabtu (25/11) lalu, juga terjadi kontak tembak antara Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa dengan KKB di Nduga. Saat itu ada empat prajurit yang meninggal dunia.
Teranyar, kontak tembak antara Personel TNI Satgas Yonif Mekanis Raider 411/Pandawa dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Nduga, Papua Pegunungan, Kamis (30/11) kemarin. Dua prajurit TNI meninggal dunia dalam peristiwa ini.
"Benar," kata Kepala Penerangan (Kapen) Komando Cadangan Strategis TNI AD (Kostrad) Kolonel Inf. Hendhi Yustian lewat pesan singkat.