Ketua DPR RI, Puan Maharani, mendorong regenerasi pengrajin payung Juwiring, Klaten, Jawa Tengah. Ia menilai, payung Juwiring merupakan salah satu warisan budaya tak benda yang perlu dilestarikan.
Dalam kunjungannya usai meresmikan Pasar Gedhe Klaten bersama Bupati Klaten, Sri Mulyani, Senin (4/12), ia menyempatkan diri untuk meninjau kelompok industri kreatif payung lukis Ngudi Rahayu. Ia melihat langsung proses pembuatan payung Juwiring dan mencoba melukis di atas payung.
Puan mengatakan, payung Juwiring merupakan salah satu kerajinan khas Klaten yang sudah ada sejak zaman dahulu. Namun, saat ini keberadaannya terancam punah karena minimnya regenerasi pengrajin.
"Jadi intinya kami mendukung dan mendorong pelestarian payung Juwiring," ujarnya.
Dia pun menilai pemerintah harus menjadi pendorong dengan harapan sumber daya manusia (SDM) dapat bertambah. Terutama agar anak-anak muda untuk mau menggantikan atau meregenerasi menjadi pengrajin payung Juwiring.
"Karena jika anak muda tidak mau melestarikan maka akan punah, terlebih payung ini sudah menjadi warisan budaya tak benda," imbuh Puan.
![]() |
Di sisi lain, salah seorang Pengrajin Payung, Ngadiyakur, menyampaikan kelompok industri kreatif payung lukis Ngudi Rahayu hingga saat ini terdapat 50 orang pengrajin yang bergabung.
"Tetapi pengrajin yang bergabung, sangat disayangkan paling banyak pengrajin usia 80 tahun hingga 100 tahun. Jadi yang dibawah 30 tahun sangat sedikit dan disayangkan belum ada regenerasi," katanya.
Ia pun mengaku selama ini sudah mengajak masyarakat untuk bersama-sama melestarikan payung Juwiring. Terutama untuk anak-anak muda yang diberikan pelatihan dan pendampingan sampai benar-benar bisa.
"Kemudian disediakan alat untuk membuka usaha pembuatan payung Juwiring Klaten," lanjut Ngadi.
Diharapkan, dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, payung Juwiring diharapkan dapat terus lestari dan menjadi salah satu ikon pariwisata Klaten.