Acara Mimbar Demokrasi bertema menolak dinasti politik di Universitas Sulawesi Tenggara (Unsultra), Kota Kendari berakhir ricuh. Massa mengeroyok Ketua BEM Fakultas Hukum Leciz Labanisi yang tiba-tiba muncul melarang acara tersebut.
"Yang dikeroyok itu Ketua BEM Fakultas Hukum Unsultra Leciz," kata Sekretaris BEM Unsultra Ramadan kepada detikcom, Rabu (6/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ramadan menjelaskan kasus ini bermula saat sejumlah mahasiswa Unsultra menggelar mimbar demokrasi menolak dinasti politik di lingkungan kampus Unsultra, Selasa (5/12). Namun Leciz menilai kegiatan tersebut telah ditunggangi oleh kepentingan politik tertentu.
"Itu kegiatan berkedok politik, jadi dia (Leciz) menolak karena di kampus tidak boleh ada kegiatan politik," ungkapnya.
Ramadan mengatakan kegiatan mimbar demokrasi menolak dinasti politik itu digelar tanpa sepengetahuan BEM Unsultra. Menurutnya, kegiatan itu tidak melibatkan pihaknya.
"Saya sangat menyayangkan kegiatan mahasiswa yang berbicara dinasti politik (di Unsultra)," katanya.
Dalam video beredar, Ketua BEM Fakultas Hukum Unsultra Leciz tampak berdiri dan berteriak meminta kepada panitia agar kegiatan tersebut dihentikan. Leciz kemudian ditarik oleh seorang pria untuk menjauh dari lokasi kegiatan.
Namun sejumlah orang yang marah mendatangi dan mengeroyok Leciz. Aksi pengeroyokan bahkan berlanjut di luar lokasi kegiatan. Beruntung, pengeroyokan itu bisa segera dilerai.
Baca selengkapnya di sini.