Namun ada juga agen yang hanya menghitung per satu keluarga. Jika tak memiliki uang, maka agen tak mengizinkan pengungsi Rohingya naik ke kapal kayu. Para pengungsi juga dijanjikan kapal terisi bahan makanan.
"Kami satu keluarga harus bayar 20.000 Taka ke orang-orang Bangladesh untuk menuju ke sini," kata seorang pengungsi Rohingya di Sabang, Muhammad Idris yang cukup mahir berbahasa Melayu, Jumat (8/12).
Lihat Juga : |
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua juga harus bayar ke mereka kalau tidak bayar tidak bisa naik (kapal)," lanjutnya.
Sementara itu, sosok tetua di wilayah Kecamatan Suka Karya, Sabang, Abdullah alias Wak Dollah geram terhadap penanganan pengungsi Rohingya yang dilakukan oleh lembaga PBB seperti UNHCR dan IOM. Menurutnya, lembaga tersebut abai hingga hari ini.
"Coba lihat ada tidak orang UNHCR di situ (lokasi pengungsi) atau siapalah yang jaga, coba lihat ada gak?," kata Wak Dollah, Jumat malam (8/12).
Warga menolak pengungsi Rohingya karena dianggap tak menghargai penduduk lokal dan berperilaku buruk seperti saat pengungsi rohingya pada gelombang pertama dipindahkan ke Lhokseumawe.
Selain itu, pengungsi Rohingya disebut suka buang air besar sembarangan di lokasi penampungan. Namun, kini sudah disediakan 6 unit toilet portable dan dua tangki air.
Presiden Joko Widodo menyatakan akan memberi bantuan ke pengungsi Rohingya. Jokowi mengatakan dirinya menerima laporan gelombang pengungsi Rohingya yang datang ke Indonesia, terutama di Aceh.
"Bantuan sementara ke pengungsi akan diberikan dengan mengutamakan kepentingan masyarakat lokal," kata Jokowi, Jumat (8/12). "Terdapat dugaan kuat ada jaringan tindak pidana perdagangan orang dalam arus pengungsian ini."
(dra/end)