Jejak Kampung Ambon: Warung Narkoba Kini Kampung Antinarkotika

CNN Indonesia
Selasa, 06 Feb 2024 06:42 WIB
Kampung Ambon dahulu terkenal sebagai kampung narkoba. Setelah dilakukan penggerebekan berkali-kali, kini nyaris tak ada penjual narkoba di kampung tersebut.
Perumahan yang dulunya merupakan sentra ganja dan sabu kini mulai berbenah. Setelah berkali-kali dilakukan penggerebekan, lapak-lapak yang ada di Kampung Ambon sudah tak ada. (CNN Indonesia/Nihla Karimah)

Perumahan yang dulunya merupakan sentra ganja dan sabu kini mulai berbenah. Setelah berkali-kali dilakukan penggerebekan, lapak-lapak yang ada di Kampung Ambon sudah tak ada.

CNNIndonesia.com mengunjungi Kampung Ambon, Kamis (14/12) lalu. Suasana kelam beberapa tahun silam sudah tak terlihat. Beberapa warga tampak menikmati angin sore di depan rumah masing-masing.

Anjing-anjing liar kerap terlihat sedang tertidur di bawah mobil, di bawah pohon, atau sekadar berjalan-jalan sambil mengibaskan ekor. 

Sejak Agustus 2014, di bawah kepemimpinan Kapolres Jakarta Barat Fadil Imran dan Kasat Narkoba Gembong Yudha mereka mencanangkan program Sistem Pencegahan Kejahatan (Sigahtan) yang bernama RW Bebas Narkoba.

Program tersebut memiliki pendekatan sosial dengan melakukan door to door system. Pelatihan kerja juga diberikan kepada warga untuk mengalihkan kegiatan penjualan narkotika. Mulai dari latihan bengkel motor, salon kecantikan, hingga pendidikan calon sekuriti.

Pengurus RW 07 Yenny Ritiau mengatakan program tersebut berdampak bagi penurunan angka peredaran. Dirinya berpendapat bahwa program RW Bebas Narkoba menyulitkan barang terlarang masuk ke dalam Kampung Ambon.

"Mereka lakukan penindakan, dibuat pelatihan, dan disalurkan, tapi dengan penindakan sekaligus, sehingga yang merasa, waduh, gue nggak bisa jualan lagi nih. Penindakan benar-benar gencar dan tidak pandang bulu," kata Yenny.

Menurut Yenny, peredaran obat-obatan terlarang di satu wilayah tidak hanya bergantung pada masyarakat setempat, juga aparat yang berwenang dan berkompeten menyelesaikan masalah tersebut.

"Makanya ketika satu program harusnya nggak usah banyak-banyak program pembinaan, tapi betul-betul berkesinambungan dan jelas nanti output-nya gimana. Seperti itu sih kalau saran kami, sehingga anggaran-anggaran pelatihan itu nggak hanya keluar sekedar pelatihan, tapi benar-benar memiliki daya jual dan berkesinambungan di tengah warga masyarakat" ujarnya.

Sampai di 2019, program Sigahtan berlanjut menjadi Kampung Tangguh Jaya (KTJ) yang kini dikenal dengan Kampung Bebas Dari Narkoba. Polres Jakarta Barat membangun posko di tengah perumahan dan berpatroli setiap hari untuk mencegah peredaran.

Kbo Sat Narkoba Polres Jakarta Barat AKP Amirul Aminin menyebut masih ada pihak yang ingin coba-coba memasukkan barang terlarang itu untuk dipasarkan. Misalnya, pada tahun 2023 ini Polres Jakarta Barat telah menggagalkan 1,1 kilogram sabu yang akan masuk ke Kampung Ambon.

"Makanya tetap kita adakan di situ [pos], untuk anggota masih stay di sana gabungan dengan Narkoba Polda maupun dari Brimob Polda, untuk tetap benar-benar bisa bersih sampai sekarang," ucapnya.

Dari Stovia ke Kampung Ambon

Di RW 07, ratusan keluarga tinggal di bangunan permanen. Mereka mayoritas orang-orang Ambon yang telah menempati kawasan Kedaung Kali Angke sejak tahun 1973. Makanya, orang-orang mengenal perumahan itu dengan Kampung Ambon.

Warga setempat, JE (55) bercerita bagaimana orang-orang Ambon itu memasuki kawasan Kedaung Kali Angke untuk pertama kali.

Orang Ambon itu, kata JE, rata-rata mantan pasukan KNIL (Koninklijke Nederlands Indisch Leger) yang sebelumnya tinggal di Gedung Stovia (School tot Opleiding van Indische Artsen) atau dikenal sebagai AMS (Algemeene Middelbare School). Gedung itu merupakan benteng Belanda di kawasan Senen, Kwitang, Jakarta Pusat.

Sekitar tahun 1970-an, Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin merelokasi mereka ke Komplek Permata karena Stovia akan dibangun menjadi Museum Kebangkitan Nasional. Akhirnya, mantan KNIL yang merupakan orang-orang Ambon itu berondong-bondong pindah ke wilayah Kedaung Kali Angke.

"Kita direlokasi disini, kita dibangunkan disini, dipindahkan dari sana kesini itu tahun 1973. Kita dipindahkan secara bertahap. Tahun 1973 baru 4 gang lah, dari Jalan Akik kesini, sampai ke 4 gang disini," kata JE.

Kala itu, mereka mendapatkan tanah seluas 90 meter persegi dan rumah setengah bilik yang atapnya berbentuk seperti tepas. Seiring waktu, mereka merenovasi rumah-rumah tersebut, bahkan hingga bertingkat dua.

"Jadi kalau yang bentuknya perumahan biasanya dari veteran sama orang-orang KNIL. Jadi kalau yang disana-sana itu, orang-orang kampung itu mungkin itu tanah-tanah wartawan yang nggak diurus. Itu sejarahnya seperti itu," jelasnya.

Perumahan yang ditinggali mantan KNIL itu kini memiliki 14 RT. Di antaranya adalah RT 01 sampai RT 07 yang dikenal sebagai Kampung Ambon. Lalu, RT 08 hingga RT 15 yang tampak seperti kawasan rumah padat dan komposisi masyarakatnya campuran.

Pengurus RW 07 Yenny menceritakan bahwa kehidupan di Komplek Permata itu memiliki pola hidup seperti di satu lingkungan kampung. Rasa guyub diantara warga membuat mereka menjalin hubungan lebih erat.

"[Hubungan] lebih erat dan kita kan masing-masing di sini sudah turun-temurun keluarga-berkeluarga. Misalnya keluarga saya menikah dengan keluarga dari jalan apa, sehingga bisa jadi, kita jadi saling besanan, saling om tante. Jadi itu makin guyub," ucapnya.

Kemudian, hubungan warga juga dapat dilihat ketika melakukan perayaan hari besar seperti Hari Kemerdekaan, yakni dengan mengadakan perlombaan dan acara makan bersama. Lalu, warga juga sering mendengarkan lagu Natal bersama dan pergi ke gereja.

"Ketika hari-hari besar pasti sangat terasa disini, terus keakraban, kekompakan, karena disini banyak saudara bersaudara,sehingga namanya kita tinggal di satu tempat dimana banyak keluarga pasti rasanya nyaman, karena banyak keluarga dan tetangga-tetangga juga seperti keluarga," ujarnya.

Kehidupan di Kampung Ambon tak melulu soal narkotika. Memang, dahulu disebut-sebut sebagai kawasan 'hitam', sehingga orang asing hingga aparat pun sulit untuk memasuki perumahan itu.

(nhl/fra)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER