Cawapres nomor urut 3, Mahfud MD menilai proyek food estate atau lumbung pangan di beberapa daerah telah gagal sebagaimana yang telah dikesankan oleh banyak orang.
"Food estate, saya kira semua orang punya kesan itu gagal, dan saya kira iya [gagal]," kata Mahfud di acara bedah visi misi di Universitas Andalas Sumatera Barat, Senin (18/12) yang disiarkan di kanal YouTube Unand Official.
Mahfud menilai food estate sebagai proyek gagal karena tak ada orang yang ingin bertani di lahan tersebut. Padahal, lahan-lahan itu membutuhkan petani untuk menggarapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena kita sediakan lahan besar tidak dipikirkan bahwa lahan besar dengan modal besar itu harus ada petani. Sementara lahan yang disediakan ndak ada orangnya, siapa yang mau bertani di situ?" kata dia.
Menko Polhukam ini berpendapat persoalan pangan di Indonesia tak melulu soal beras, melainkan masih banyak bahan pangan tradisional lainnya seperti jagung, gandum hingga sagu.
Ia pun berjanji akan mengembangkan bahan pangan tradisional Indonesia ini ke depannya.
"Pangan itu bukan hanya beras. Pada akhirnya harus kembali ke makanan tradisional Indonesia ada beras, jagung, gandum, sagu , dan sebagainya. Itu nanti kita kembangkan. Karena itu makanan tradisional kita," tutur dia
"Kita suka makan nasi itu sesudah dijajah orang. Baru beras. Seakan-akan orang yang paling hebat dan mulia itu kalau makan beras," tambahnya.
Proyek food estate digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) di awal periode kedua kepemimpinannya. Proyek senilai Rp1,5 triliun itu masuk salah satu Program Strategis Nasional (PSN) 2020-2024 yang mengacu pada Perpres Nomor 108 Tahun 2022.
Di pucuk pimpinan, Jokowi secara resmi menunjuk Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebagai koordinator dalam rencana pembangunan dan pengembangan kawasan food estate.
Jokowi sempat menegaskan proses pembangunan food estate atau lumbung pangan di beberapa daerah di Indonesia tak semudah yang dibayangkan oleh banyak pihak.
Wakil Komandan Tim Hukum dan Advokasi TKN Prabowo-Gibran, Fahri Bachmid, membantah pun pernyataan Mahfud soal food estate gagal. Ia menilai food estate secara fungsional adalah proyek yang sangat bermanfaat. Ia mengklaim proyek itu sudah melalui pengujian dan studi komparatif termasuk studi banding.
"Sehingga memang kami berkomitmen untuk menuntaskan persoalan itu. Jadi, kalau pun ada cibiran pendapat yang berbeda, secara akademik ya mungkin kami anggap itu sesuatu yang biasa saja, kalaupun ada yang terdapat pro dan kontra ataupun ada komentar-komentar miring seperti itu," kata Fahri dalam keterangannya, Rabu (20/12).
Fahri menegaskan pernyataan Mahfud tersebut hanya hipotesis semata.
"Ya itu pernyataan hipotesis. Jadi pernyataan dari Prof Mahfud kemudian dari beberapa kalangan berkaitan dengan food estate itu gagal adalah hipotesis, pertanyaan yang sebenarnya cuma hanya di kajian-kajian akademik," kata Fahri.
(rzr/gil)