Juru Bicara Tim Kemenangan Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Hasan Nasbi mengklaim tak ada unsur jebakan di narasi Gibran Rakabuming Raka dalam debat cawapres pada Jumat (22/12).
Kondisi ini berkenaan dengan istilah dan singkatan yang dipakai Gibran kepada lawan debatnya, seperti di antaranya kepada Cawapres nomor urut 2 Muhaimin Iskandar menggunakan SGIE atau State of the Global Islamic Economy.
"Kalau kita mempersiapkan bahan iya, kalau kita mempersiapkan dan mengira-ngira pertanyaan dari orang, iya. Tapi kalau untuk menjebak saya rasa enggak lah," kata dia di program Political Show, Senin (25/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Justru, kata Hasan, yang menjebak itu pertanyaan Cak Imin soal tips dan trik supaya bisa dapat proyek dari APBN.
"Dia kan mau menyudutkan hubungan orang dengan bapak. Justru Gibran bisa menjawab dan keluar dari jebakan itu," kata Hasan.
Di tempat yang sama, omongan Gibran saat debat cawapres disebut banyak yang tak memiliki substansi yang jelas.
Juru Bicara TPN Ganjar-Mahfud Chico Hakim mengatakan hal itu lantaran banyak narasi yang tak sesuai dengan fakta, di antaranya saat membahas soal hilirisasi digital.
"Engga ada gilirisasi digital, kemudian itu dicoba diperbaiki Budiman Sujatmiko di berbagai media dan bilang itu perangkat komputer, itu hilirisasi manufacturing perangkat komputer," kata Chico, Senin (25/12).
Kemudian, kata Chico, ketika Gibran berbicara soal perbandingan wisatawan yang datang ke Yogyakarta dan Solo pada hari raya.
"Bicara soal wisatawan, yang banyak datang ke Solo dibanding ke Yogyakarta waktu hari raya. Itu kan tidak benar," kata dia.
Meski demikian Chico memuji performa Gibran saat tampil di debat pertama. Ia mengaku kalau anak pertama Joko Widodo itu memang mempersiapkan secara optimal.
"Cara Gibran ini tampil seolah sangat percaya diri. Ini cukup berhasil dan cukup meyakinkan. Tapi kalau bicara substansi, semua 70 persen yang diomongkan Gibran itu salah," tuturnya.
(chan/agt)