Warga Kampung Bayam Curhat ke Anies soal Kepastian Tempat Tinggal

CNN Indonesia
Kamis, 18 Jan 2024 17:35 WIB
Seorang pria warga Kampung Bayam memeluk Anies sambil menangis di sela acara Desak Anies di Jakarta Selatan, mengadu soal kepastian tempat tinggal.
Rusun Kampung Bayam, sejumlah warga mengadu belum bisa menempati rusun tersebut ke Anies Baswedan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan dipeluk oleh seorang warga Kampung Bayam, Jakarta saat menghadiri acara Desak Anies di Hallf Patiunus, Jakarta Selatan, Kamis (18/1).

Sebelum peristiwa terjadi Anies yang mengenakan kemeja putih sedang berdiri di depan sebuah Foodtruck. Ia kemudian dihampiri oleh sejumlah warga Kampung Bayam.

Lalu seorang pria berbaju putih memeluk Anies sembari menangis tersedu-sedu. Tangisan itu diikuti oleh beberapa orang yang berada di sekitarnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria tersebut mencurahkan kegelisahannya fasilitas Rumah Susun Kampung Bayam yang hingga saat ini belum bisa mereka tinggali.

"Pak, nasib kami gimana, belum ada kepastian tempat tinggal," ucap pria itu.

Anies pun berjanji akan menyelesaikan permasalahan tersebut dalam kurun beberapa bulan ke depan.

"Ya udah, nanti kita beresin bersama, bismillah ya, sabar dulu ya, beberapa bulan lagi," kata Anies.

Anies tampak menepuk-nepuk pundak pria tersebut dan mencium keningnya.

Kampung Susun Bayam diresmikan oleh Anies Baswedan pada Oktober 2022 saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.

Usai diresmikan, warga dijanjikan akan mendapat kunci hunian pada November tahun yang sama, namun tidak kunjung terealisasi.

Saat itu, Ketua Koperasi Persaudaraan Warga Kampung Bayam (PWKB) Asep Suwenda mengatakan warga calon penghuni susun belum menyepakati usulan harga sewa.

Warga meminta sewa lebih murah mengingat penghasilan calon penghuni rata-rata kelas rendah.

PT Jakarta Propertindo (Jakpro) selaku pengelola, menyatakan harga sewa Kampung Susun Bayam disesuaikan dengan Pergub Nomor 55 Tahun 2018. Tarif tertinggi rusun tersebut Rp765 ribu per bulan. Jakpro mengklaim ada juga warga yang setuju dengan harga merujuk Pergub.

Selain soal harga, Jakpro saat itu juga beralasan masih mengurus soal legalitas kampung susun tersebut.

Kampung Susun Bayam dibangun dan dikelola oleh Jakpro, tapi lahannya masih milik Dinas Pemuda dan Olahraga DKI Jakarta.

Lantaran tidak ada kejelasan soal nasib hunian, sejumlah warga memilih tinggal di tenda di depan pintu masuk ke Kampung Susun Bayam.

Dalam perjalanannya, warga eks Kampung Bayam sempat ditawari untuk menghuni rusun lain.

Jakpro juga sempat mengeluarkan pernyataan bahwa warga eks Kampung Bayam telah menghuni Rusun Nagrak, Cilincing.

Pernyataan dikeluarkan usai Anies melontarkan kritik kepada Pemprov DKI dalam sebuah forum.

"Hal ini merupakan solusi atas perhatian Pemprov DKI Jakarta untuk memberikan fasilitas yang terbaik dan kenyamanan bermukim bagi warga eks Kampung Bayam sesuai regulasi yang berlaku," kata Direktur Utama PT Jakpro Iwan Takwin.

Iwan mengatakan secara historis warga Kampung Bayam merupakan penggarap lahan milik Pemprov DKI Jakarta dan tidak memiliki hak atas tanah yang ditempati.

Meski demikian, ia menyebut seluruh masyarakat Kampung Bayam sejumlah 642 KK sudah mendapat biaya kompensasi atas penggantian hunian mereka di Kampung Bayam.

Menurutnya, kompensasi tersebut merupakan hasil musyawarah secara berkelanjutan dengan kelompok-kelompok warga eks Kampung Bayam.

(lna/wis)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER