Calon wakil presiden (Cawapres) nomor urut dua, Gibran Rakabuming Raka, mengunjungi PT Sri Rejeki Isman (Sritex) di Desa Ngemplak Jetis, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Selasa (23/1).
Dalam kunjungan tersebut, Gibran menyampaikan bahwa industri tekstil Indonesia harus dioptimalkan dengan mengoptimalkan hilirisasi produk dan menyederhanakan peraturan.
Gibran mengatakan, penyederhanaan peraturan menjadi kunci utama untuk meningkatkan produktivitas industri tekstil. Menurutnya, saat ini terdapat banyak peraturan yang tumpang tindih dan menyulitkan pelaku industri untuk berkembang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita ingin ke depan tidak ada lagi tumpang tindih peraturan. Harus kita buat semudah mungkin peraturan agar Industri bisa tumbuh, harus kita harmonisasi, dibikin simple," kata Gibran.
Gibran optimis industri tekstil di dalam negeri bisa meningkat dengan adanya penyederhanaan peraturan, serta program hilirisasi yang akan mendorong peningkatan perekonomian Indonesia.
"Calon pemimpin harus aware dan jangan sampai salah melangkah. Saya mohon doanya agar semua dilancarkan dan juga PT Sritex terus jaya," ujar Gibran.
Kemudian, Gibran mengapresiasi PT Sritex yang telah menerapkan peraturan dengan menggandeng UMKM. Menurutnya, hal ini merupakan langkah yang tepat untuk meningkatkan produktivitas industri tekstil Indonesia.
"Saya mengapresiasi PT Sritex, ini perusahaan yang sudah melaksanakan peraturan dengan menggandeng UMKM," kata Gibran.
Sebelumnya, Presiden Komisaris PT Sri Rejeki Isman Tbk, Iwan Setiawan Lukminto dalam sambutannya menyampaikan tentang perkembangan PT Sritex sejak pertama kali berdiri, hingga saat ini yang telah mampu menembus pasar internasional.
Iwan juga menyampaikan berbagai tantangan di industri tekstil, salah satunya yakni penetrasi di pasar internasional yang masih terbatas.
Ia menyebut, salah satu yang bisa membantu meningkatkan produktivitas dari industri tekstil yakni dengan dukungan regulasi yang sesuai dengan kebutuhan peningkatan kinerja dan iklim investasi yang sehat di industri ini.
"Kami ingin mengharmonisasi antara strategi industri dengan regulator. Kami sangat ingin mengharmoniskan ini," kata Iwan.
"Kami ingin adanya perlindungan dan perhatian dari pemerintah," katanya.
(inh/inh)