Warga Korban Gas PT Chandra Asri Kembali Beraktivitas Normal

CNN Indonesia
Kamis, 25 Jan 2024 19:58 WIB
Masyarakat sudah beraktivitas normal dan tak lagi menggunakan masker usai peristiwa flaring atau pembakaran gas PT Chandra Asri Petrochemicals.
Masyarakat sudah beraktivitas normal dan tak lagi menggunakan masker usai peristiwa flaring atau pembakaran gas PT Chandra Asri Petrochemicals. (www.barito.co.id)
Banten, CNN Indonesia --

Masyarakat sudah beraktivitas normal dan tak lagi menggunakan masker usai peristiwa flaring atau pembakaran gas PT Chandra Asri Petrochemicals yang menimbulkan bau tak sedap.

Akibat kejadian tersebut ratusan warga harus mendapat perawatan medis usai menghirup bau tak sedap.

"Enggak (bau) sih sekarang, beberapa hari kemarin, empat hari, lima harian (bau). Sekarang, mah, udah enggak ada (bau). aktivitas normal sih," ujar Umah Hadi, warga Kelurahan Kepuh, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Banten, Kamis, (25/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia meminta pemerintah maupun pihak industri, memberikan sosialisasi terkait kesiapsiagaan bencana, jika sesuatu terjadi di sebuah industri. Begitupun layanan kesehatan, bisa dilakukan di setiap kelurahan maupun kampung.

"Harusnya kan ada penyuluhan, begini begitu kan, ada cek kesehatan per kelurahan gitu kan. Bingung mau kemana, kan enggak ada informasi ke masyarakatnya," terangnya.

Begitupun menurut Kepala Puskesmas Ciwandan, dr Arif Darma Hartana, mengaku tidak mencium tak sedap di sekitar PT Chandra Asri. Sedangkan warta terdampak yang berobat ke puskesmas pembantu (Pustu) sudah jauh berkurang.

"Kalau saya sendiri datang ke sana enggak nyium bau. Untuk hari ini udah mulai jauh berkurang, cuma ada dua ke puskesmas. Hanya berobat di poli, rawat jalan," ujarnya, Kamis, (25/1).

Camat Ciwandan Agus Aryadi meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi dan percaya atas segala informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan, alias informasi hoaks.

"Kepada masyarakat, diimbau bijak dalam menghadapi persoalan kebauan ini, jangan mudah terprovokasi, jangan terbawa emosi, mari kita jaga semuanya, karena iktikad baik dari Chandra Asri juga ada," ujar Agus.

Sementara Polda Banten telah memeriksa total 17 orang saksi terkait kasus dugaan pencemaran udara oleh PT Chandra Asri Pasific yang menimbulkan korban akibat bau tidak sedap.

Kabid Humas Polda Banten Kombes Didik Hariyanto mengatakan 7 saksi yang telah diperiksa penyidik diantaranya merupakan pihak manajemen dari PT Chandra Asri Pacific. Sementara untuk 10 saksi lainnya merupakan warga yang terdampak langsung oleh bau tersebut.



Di sisi lain, Kasubbid Toksikologi Lingkungan Puslabfor Polri AKBP Faizal Rachmad mengatakan dari hasil olah TKP awal kandungan gas hidroksida yang sempat tinggi saat ini juga sudah kembali normal.

Ia menyebut masyarakat juga sudah dapat beraktivitas kembali seperti biasa lantaran kadar gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran telah di bawah baku mutu.

"Bau Hidrokarbon saat ini dinyatakan aman karena di bawah baku mutu artinya ukuran batas atau kadar makhluk hidup, sehingga dinyatakan aman untuk masyarakat," ujarnya.

Polisi juga turut mengambil sejumlah sampel tanah dan air di sekitar lokasi untuk diuji laboratorium.

"Untuk sampel lain seperti tanah dan air yang ada di sekitar lokasi akan dilakukan pemeriksaan di Laboratorium Puslabfor Polri, dan hasil pemeriksaan akan didapatkan setelah 1 minggu pemeriksaan," pungkasnya.

Warga di tiga kecamatan di Cilegon, yakni Ciwandan, Citangkil dan Grogol, mengaku mencium aroma tak sedap sejak Sabtu (20/1) dini hari.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cilegon Sabri mengatakan bau tersebut berasal dari PT Chandra Asri Petrochemicals yang sedang melakukan flaring atau pembakaran gas.

Akibat peristiwa itu, Dinkes Kota Cilegon mencatat setidaknya terdapat sekitar 360 orang terdampak yang harus mendapatkan perawatan medis. Kepala Dinkes Cilegon Ratih Purnamasari bahkan menyebut 4 korban harus mendapatkan perawatan serius di RSUD Cilegon.

Adapun para korban tersebut tersebar di di 4 kecamatan. Rinciannya Kecamatan Grogol 190 orang, Ciwandan 96 orang, Citangkil 25 orang dan Pulomerak 36 orang. Pasien didominasi perempuan sebanyak 262 orang dan laki-laki ada 98 orang.

(ynd/tfq/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER