Calon wakil presiden nomor urut 1 Muhaimin Iskandar alias Cak Imin meminta Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) belajar dari Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) soal netralitas dalam pemilu.
Cak Imin menyanjung etika SBY yang cuti saat terlibat dalam pilpres. Dia berharap Jokowi meniru langkah tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau berpihak, harus cuti segera. Kita hormat kepada Pak SBY, dan Pak Jokowi tolong belajar dari Pak SBY," kata Cak Imin setelah bertemu relawan Bali Satu di Kabupaten Badung, Jumat (26/1).
Dia tak sepakat dengan keputusan Jokowi bahwa presiden boleh memihak. Dia menilai presiden harus memberi perlakuan sama kepada semua pihak.
"Ya, kita sangat bersedih kalau punya presiden kemudian memilih jalan yang tidak untuk semua," ucapnya.
Sebelumnya, Jokowi menyatakan presiden boleh berpihak dan berkampanye dalam pilpres. Hal itu ia sampaikan merespons kritik terhadap menteri-menterinya yang ikut menjadi tim sukses.
Jokowi menilai tak ada larangan terhadap hal itu di undang-undang. Dia tak sepakat dengan kritik terhadap para menterinya itu.
"Presiden itu boleh loh kampanye. Presiden itu boleh loh memihak. Boleh, tetapi yang paling penting waktu kampanye tidak boleh menggunakan fasilitas negara," ucap Jokowi di Landasan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (24/1).
Pernyataan itu disampaikan saat Jokowi sedang didampingi Menteri Pertahanan yang juga menjadi calon presiden, Prabowo Subianto usai acara serah terima pesawat Super Hercules baru.
Prabowo tampak tersenyum saat Jokowi mengeluarkan pernyataan tersebut. Dia mendengarkan dengan serius dan terlihat mengangguk saat Jokowi mengucapkan kalimat, "Yang mengatur hanya tidak boleh menggunakan fasilitas negara."
(kdf/dhf/pmg)