Tiga Harimau Sumatra di Medan Zoo Sakit Parah

CNN Indonesia
Jumat, 26 Jan 2024 13:17 WIB
Dari sembilan harimau yang tersisa di Medan Zoo ada tiga harimau Sumatra yang menderita sakit parah.
Dari sembilan harimau yang tersisa di Medan Zoo ada tiga harimau Sumatra yang menderita sakit parah. (ANTARA FOTO/FransiscoCarollio)
Medan, CNN Indonesia --

Kematian harimau di Medan Zoo atau Kebun Binatang Medan terus menuai sorotan. Tercatat sudah empat harimau yang mati dalam kurun waktu November 2023 hingga Januari 2024 masing-masing dua harimau Benggala dan dua harimau Sumatra.

Tercatat awalnya harimau Sumatra bernama Erha mati di Medan Zoo pada 3 November 2023. Jantan berusia 11 tahun itu sakit dan tidak mau makan. Selama hidupnya, satwa langka ini tidak pernah kawin.

Kemudian harimau Benggala bernama Avatar yang mati di Medan Zoo pada Desember 2023. Lalu harimau Sumatera bernama Nurhaliza alias Putri mati di Medan Zoo pada 31 Desember 2023 pukul 16.48 WIB. Satwa langka ini mengalami pneumonia dan renal disease karena menempati kandang yang tak layak, rusak dan lembab.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terbaru, harimau Benggala bernama Wesa mati di Medan Zoo pada 22 Januari 2024. Jantan berusia 17 tahun itu mengalami dibius infausta atau sakit yang sulit disembuhkan.

Kepala Bidang Teknis Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Utara, Dr Fifin Nopiansyah mengatakan saat ini tersisa sembilan harimau di Medan Zoo masing masing lima harimau Benggala dan empat harimau Sumatra. Namun kondisi seluruh harimau yang tersisa juga buruk.

"Yang hampir semua kan kondisinya kurang baik (harimau di Medan Zoo). Hasil tim medis kita yang turun ke sana. Tapi memang harimau Wesa dan Bintang Sorik yang posisinya paling parah. Kalau Bintang Sorik masih dirawat," kata Fifin kepada CNNIndonesia.com, Jumat (26/1/2024).

Fifin mengakui tata kelola kandang dan pakan di Medan Zoo memang buruk sehingga berdampak pada kondisi harimau yang sakit.

"Selain itu, Medan Zoo juga tidak punya tenaga medis. Untuk tenaga medis harus didatangkan dari BKSDA dan PKBSI (Perhimpunan Kebun Binatang Se-Indonesia yang secara reguler melakukan pengecekan," ungkapnya.

Untuk saat ini, BBKSDA dan PKBSI tambahnya hanya bisa membantu persediaan pakan, obat obatan dan tenaga medis.

"Kami sudah bantu perbaikan. PKBSI sudah bantu pakan. Dan dari lingkungannya kami sudah bantu perbaikan ringan misalnya lantai di kandang kemarin ada tergenang dan rusak-rusak supaya mengurangi kelembaban," urainya.

Terpisah, Pejabat Sementara (Pjs) Direktur Utama PD Pembangunan Medan Bambang Hendarto menyebutkan saat ini tiga harimau Sumatra mengalami dubius infausa.

"Yang sakit harimau Benggala kondisinya parah dan sulit disembuhkan itu Wesa yang sudah mati. Untuk harimau Sumatera ada empat yang tersisa, tiga di antaranya mengalami dubius infausta karena sakit gangguan pencernaan dan pernafasan," urainya kepada CNNIndonesia.com.



Dengan kondisi tersebut, maka menurut Bambang tidak memungkinkan untuk memindahkan harimau ke tempat lain.

"Kalau mau dipindahkan mau ke mana? Jadi kita datangkan tim ahli semua untuk melakukan perawatan di Medan Zoo. Dengan kondisi dia yang parah apalagi usia harimau cukup tua kalau dipindahkan bisa mati. Jadi kita minta bantuan BKSDA dan PKBSI untuk melakukan perawatan intensif di Medan Zoo," terangnya.

Menurut Bambang untuk penutupan Medan Zoo secara menyeluruh juga tidak akan dilakukan. Artinya hanya areal yang akan dilakukan pembangunan saja yang akan ditutup.

"Kita kan sudah kolaborasi dengan banyak pihak. Saya pikir kalau untuk opsi penutupan bukan untuk keseluruhan. Tapi hanya revitalisasi terhadap satu areal. Itu yang akan kita tutup dulu. Jadi silahkan manfaatkan areal yang lain," ungkapnya

Meski begitu, Bambang mengaku tidak mengetahui kapan pembangunan di Medan Zoo akan dilakukan. Jika Medan Zoo ditutup maka operasional akan terganggu. Sebab selama ini Medan Zoo hanya mendapatkan penghasilan dari kunjungan wisatawan.

"Kalau ditutup dari mana recovery-nya. Medan Zoo mulai covid sampai hari ini memberikan nilai penerimaan ke perusahaan hanya 30 persen. Operasional sekitar 30 juta. Untuk pembangunan di Medan Zoo kita juga belum tahu kapan pastinya" ungkapnya.

Oleh karena itu, tambahnya, Medan zoo akan menjalankan program orang tua asuh. Diharapkan dengan program itu, satwa yang ada di Medan Zoo bisa ditangani lebih maksimal.

"Untuk program orang tua asuh kami juga masih menunggu persetujuan dari Pemko Medan. Orang tua asuh itu nanti perusahaan atau orang pribadi ketika misalnya ada sembilan ekor harimau dialah yang akan jadi orang tua asuhnya. Si orang tua asuh ini yang nanti memperbaiki kondisi kandang dan dia akan men-support pakan dan obat-obatnya. Inilah nanti yang akan meng-handle nya. Karena untuk mencari investor dalam skala besar itu tidak gampang. Jadi pola orang tua asuh menurut saya cepat," bebernya.

(fnr/isn)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER