Pesantren, Jejaring Politik Kiai Jawa Timur dan Pilpres 2024

CNN Indonesia
Selasa, 06 Feb 2024 08:34 WIB
Sejak dulu, pesantren punya peran penting di masyarakat Jawa Timur. Selain jadi pusat pendidikan agama, pesantren menyediakan ruang aktivitas sosial, politik.
Baliho salah satu kiai yang menjadi caleg terpampang di depan Pesantren Lirboyo. (CNN Indonesia/Farid)

Berjarak 51 kilometer dari Jombang, deretan baliho dari berbagai partai berjejer rapat di sepanjang Jalan Dr Sahardjo, tepat di depan Pondok Pesantren Lirboyo, Kota Kediri, Jawa Timur.

Baliho yang terbesar adalah milik salah seorang pengasuh Lirboyo, KH An'im Falachudin Mahrus atau Gus An'im. Ia putra pemimpin pesantren Lirboyo Almaghfurlah KH Mahrus Aly.

Gus An'im kini maju sebagai caleg petahana DPR RI dari partai PKB di daerah pilih (dapil) Jatim VI, meliputi Kediri, Tulungagung dan Blitar. Pada Pemilu 2019 dia memperoleh 65.780 suara dari dapil yang sama.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, di Lirboyo juga ada tokoh KH Oing Abdul Mu'id Shohib alias Gus Mu'id yang merupakan salah satu pengasuh pesantren tersebut, sekaligus Ketua DPC PKB Kota Kediri.

Kedua tokoh tersebut adalah simbol haluan politik yang tumbuh di dalam pesantren yang memiliki 39.534 santri ini. Keduanya merupakan politikus PKB, yang tak lain adalah partai pengusung Anies-Cak Imin (AMIN).

Cak Imin bukan sosok asing di Lirboyo. Ayah Cak Imin, Muhammad Iskandar adalah alumnus Lirboyo dan guru di Pesantren Manbaul Ma'arif Jombang. Ibunda Cak Imin, Nyai Muhassonah, adalah pengasuh Pesantren Putri Manbaul Ma'arif.

Pada Desember 2023, keluarga besar Pesantren Lirboyo menyatakan dukungan kepada AMIN di Pilpres 2024.

Dukungan ini dideklarasikan melalui forum silaturahmi keluarga dan zurriyah, kiai, ibu nyai, gawagis serta nawaning Pondok Pesantren Lirboyo.

"Mari bersama-sama membulatkan tekad memenangkan Muhaimin Iskandar. Kalau kita ini bersatu Insya Allah akan mempermudah. Warga Nahdlatul Ulama itu banyak, kalau bersama-sama Insya Allah menang," kata Pengasuh Utama Ponpes Lirboyo KH Anwar Mansyur dalam keterangan diterima di Surabaya, Minggu 17 Desember 2023 lalu.

Kiai Anwar optimistis pihaknya dapat memberikan kemenangan bagi pasangan AMIN. Terlebih, ia mengatakan pesantren Lirboyo selama ini memiliki alumni yang banyak dan tersebar di seluruh Indonesia.

"Sudahlah, yang nurut sama saya, jangan sampai macam-macam, gitu saja. Muhaimin itu orang NU. Jadi, kalau yang dipilih itu orang NU, Insya Allah akan menjadi berkah. Hanya ini yang saya sampaikan. Semoga diberi hidayah dan maunah dari Allah. Al-fatihah," ujarnya.

Relasi Kuasa Kiai-Santri dan Mulai Lunturnya Patronase Politik di Pilpres 2024Baligi para caleg dan paslon yang berkontestasi di Pemilu 2024 bertebaran di sekitar Pesantren Lirboyo, Kediri, Jawa Timur. (Foto: CNN Indonesia/Farid)

Pondok Modern Darussalam Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, menampilkan wajah yang berbeda ketimbang Lirboyo dan Darul Ulum.

Gontor tak terafiliasi dengan NU. Di pondok ini, para santri tampak lebih aktif berdiskusi tentang politik. Namun, pihak pesantren dengan tegas menyatakan bahwa mereka netral dalam pilpres 2024.

Juru bicara Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor, Noor Syahid mengatakan hal itu sengaja dilakukan karena Gontor tak mau 29.728 santrinya diklaim dan diseret ke kepentingan politik praktis oleh paslon tertentu.

"Ya, agar Gontor tidak disalah sangka berafiliasi ke satu calon saja," ucapnya.

Jawa Timur sendiri merupakan provinsi kedua dengan jumlah pesantren terbesar di Indonesia. Daerah ini dikenal sebagai basis suara NU.

Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat jumlah pemilih di Jawa Timur pada Pilpres 2024 mencapai 31.402.838 orang. Jumlah itu setara dengan 15,33 persen dari total pemilih di seluruh Indonesia.

Data Kanwil Kementerian Agama (Kemenag) Jatim tahun ajaran 2022-2023, daerah ini memiliki 6.826 pesantren, 992.563 santri/santriwati dan 89.773 ustaz/ustazah.

Dengan jumlah hampir satu juta suara, para santri menjadi sasaran target politik di Pilpres 2024.

Angka pemilih santri ini bahkan bisa bertambah jika mempertimbangkan pengaruh mereka di keluarganya. Tak heran, tiga pasang capres-cawapres yang berkontestasi di Pilpres 2024, bolak balik keluar masuk pesantren di Jawa Timur. 

Di lingkungan pesantren, politik berjalan di ruang-ruang kelas lewat arahan para kiai atau ustaz, sebagaimana dipraktikkan oleh Gus Heri di Darul Ulum.

Para kiai tampaknya yakin petuah atau arahannya akan diikuti oleh para santri, sebagaimana kultur nderek kiai yang tumbuh subur di pesantren-pesantren.

Namun, harapan para kiai belum tentu kesampaian. Para santri sedikit banyak punya otonomi sendiri atas pilihan dan sikap politik mereka. Apalagi di era ketika informasi bisa diakses dengan mudahnya.

Imam --bukan nama sebenarnya-- salah seorang santri Lirboyo.

Usia Imam belum lagi memenuhi syarat untuk memilih. Namun, di kelasnya, Imam menyebut sejumlah guru atau ustaz tetap mensosialisasikan pasangan calon tertentu.

"Kalau ustaz, enggak semuanya, tapi ada yang kayak mengarahkan buat ngasih tahu kelebihan salah satu paslon buat mendukung paslon tersebut. Ada yang memilih paslon ini, dan menjelekkan paslon lain," kata dia kepada CNNIndonesia.com.

Imam merupakan 'santri kampung' atau santri yang tak tinggal dan menetap di lingkungan pesantren. Ia hanya menempuh pendidikan di salah satu sekolah formal milik Lirboyo. Meski demikian, mata pelajaran agama tetap ada dan pengajar di sekolah itu dipanggil sebagai ustaz/ustazah.

Agenda politik yang dibawa sebagian ustaz itu membuatnya jengah. Imam terang-terangan merasa tidak nyaman. Apalagi, hal itu diucapkan di ruang kelas yang sebagian besar santrinya belum memiliki hak pilih di Pemilu 2024, termasuk dirinya.

"Kalau bisa dihilangkan. Kan, ini sekolah, kalau bisa dihindarilah," kata dia.

Rasa jengah Imam terhadap gerilya politik sebagian ustaz, sedikit banyak menyiratkan adanya pikiran kritis untuk tidak memamah begitu saja apa yang diucapkan para guru mereka di pondok.

(frd/wis)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER