Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo meyakini Jawa Tengah (Jateng) hingga saat ini masih menjadi Kandang Banteng alias tetap menjadi daerah dengan massa pendukung terbanyak untuk PDIP.
Keyakinan itu Ganjar sampaikan sekaligus merespons pernyataan cawapres nomor urut 2 Gibran Rakabuming Raka yang mengaku telah menggetarkan Jateng yang dikenal sebagai Kandang Banteng.
"Saya kira terbalik, yang bergetar mereka karena kandangnya masih kokoh," kata Ganjar usai menghadiri Hajatan Rakyat di Lapangan Koni Sario Manado, Sulawesi Utara, Kamis (1/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Jateng, Ganjar juga meyakini Sulawesi Utara masih menjadi Kandang Banteng sebagaimana dalam Pemilu sebelumnya. Ia juga mengklaim acara kampanye di Manado kali ini mendapatkan sambutan yang luar biasa dari masyarakat setempat.
Lihat Juga : |
"Kalau dengan suasana seperti ini, kami sangat-sangat optimis. Mereka menunjukkan dengan sangat luar biasa. Beberapa minggu yang lalu istri saya ke sini sambutannya seperti ini, lalu mereka menyampaikan 'kapan Pak Ganjar ke sini?' dan saya menepati janji saya," kata dia.
Dalam kesempatan itu, Ganjar juga berharap Sulawesi Utara mampu menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi di Indonesia.
"Saya melihat Sulawesi Utara ini memang menjadi gerbangnya Indonesia di paling utara Indonesia," ujar Ganjar.
Gibran Rakabuming Raka sebelumnya mengaku telah menggetarkan Jateng yang dikenal sebagai Kandang Banteng.
Ia menyampaikan demikian dalam merespons pertanyaan wartawan perihal serangkaian kegiatan kampanye Prabowo-Gibran di Jateng beberapa hari lalu.
Gibran sebelumnya sempat berkegiatan di Jawa Tengah. Pada hari Minggu (28/1) ia menggelar kampanye akbar bertajuk Kirab Kebangsaan di Simpang Lima, Semarang. Ia hadir bersama Prabowo.
Pada malam harinya, Gibran bergeser ke Solo. Ia menghadiri pameran produk lokal Aerostreet di Mall Solo Paragon. Kemudian keesokan harinya, Senin (29/1), Gibran menyambangi Pekalongan. Ia mendengarkan serta memberi solusi atas permasalahan yang dihadapi perajin batik dan pegiat UMKM.
Lalu, Gibran juga turut ke Tegal. Di sana ia membicarakan permasalahan pupuk di Indonesia. Salah satunya, Gibran berencana menghapus program kartu tani. Ia mengaku mendengar banyak masukan untuk menghapus program tersebut.
(khr/isn)