Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo merespons petisi sejumlah civitas akademika yang mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk kembali menjadi teladan dalam etika dan praktik kenegarawanan.
Ganjar menilai apa yang sudah dilakukan oleh sejumlah elemen masyarakat itu merupakan bentuk upaya rakyat untuk menyelamatkan nasib demokrasi di Indonesia.
"Saya kira kampus, civil society, sudah membicarakan itu. Maka dalam demokrasi hari ini masyarakat dengan seluruh elemen bekerja keras untuk menyelamatkan demokrasi," kata Ganjar usai menghadiri Hajatan Rakyat di Lapangan Koni Sario Manado, Sulawesi Utara, Kamis (1/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mantan Gubernur Jawa Tengah itu pun berharap proses demokrasi dan jalannya perpolitikan di Indonesia dapat kembali ke koridor yang tepat sesuai dengan kaidah dan aturan yang berlaku.
"Saya kira kalau para intelektual sudah mulai berbicara seperti ini, rasa-rasanya yuk kita kembalikan bareng-bareng. Masih ada waktu, jangan mencederai," ujar Ganjar.
Civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Islam Indonesia (UII) sebelumnya terpantau menyuarakan kritik kepada Presiden Jokowi.
UGM menilai Jokowi telah melakukan penyimpangan dalam proses penyelenggaraan negara. Lewat 'Petisi Bulaksumur', civitas UGM menyampaikan keprihatinan mendalam atas tindakan menyimpang dari prinsip-prinsip moral demokrasi, kerakyatan, dan keadilan sosial oleh sejumlah penyelenggara negara di berbagai lini dan tingkat.
Sementara civitasUII mendesak Jokowi kembali jadi teladan dalam etika dan praktik kenegarawanan. Jokowi diminta tidak memanfaatkan institusi kepresidenan untuk memenuhi kepentingan politik keluarga melalui keberpihakan pada salah satu pasangan calon presiden-wakil presiden di Pilpres 2024.