Forum Rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA) mengajak para mahasiswa, dosen, hingga karyawan di lingkungan kampus untuk menjadi pengawas independen di masing-masing tempat pemungutan suara (TPS) pada Pemilu 2024.
Ajakan itu tertuang dalam pernyataan sikap PTMA yang menuntut penyelenggaraan Pemilu 2024 yang bermartabat tak melenceng dari asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menyerukan kepada warga Muhammadiyah, terutama mahasiswa, dosen, dan karyawan di lingkungan PTMA untuk menjadi pengawas independen di masing-masing TPS dan melaporkan kepada pengawas TPS dan Bawaslu jika terjadi pelanggaran dan kecurangan," bunyi salah satu poin dalam pernyataan sikap yang diteken Ketua Umum PTMA Gunawan Budiyanto, Jumat (2/2) tersebut.
Forum rektor PTMA melihat dinamika politik yang mempertontonkan berbagai perilaku tuna etika dan jauh dari nilai-nilai keadaban luhur oleh para elite politik.
Mereka menyebut proses demokrasi yang dibangun sejak 25 tahun lalu, kini berjalan dengan penyimpangan yang tak lagi sejalan dengan cita-cita luhur kemerdekaan Republik Indonesia. Selain itu, penegakan hukum juga tajam ke bawah dan tumpul ke atas.
"Praktik kebebasan sipil dikebiri atas dalih stabilitas," isi pernyataan tersebut.
"Karena itu, momentum 14 Februari 2024 harus menjadi momentum untuk melakukan kontrak politik baru antara rakyat dengan calon pemimpin atau elit politik baru dengan memilih calon pemimpin yang diyakini akan mampu membawa Indonesia menjadi negara yang bermartabat," bunyi pernyataan lainnya.
Forum Rektor PTMA dengan melibatkan civitas academica seluruh kampus PTMA bakal mengawal sekaligus mengawasi jalannya proses masa kampanye pemilu hingga penghitungan dan penetapan suara di KPU, sehingga memastikan pemilu terbebas dari berbagai tindakan pelanggaran maupun kecurangan.
Selanjutnya, menyerukan kepada penyelenggara pemilu, baik KPU dan Bawaslu hingga jajarannya di tingkat TPS agar mampu menjaga integritas dan netralitas para petugasnya demi pemilu berasaskan Luber Jurdil.
Berikutnya, forum rektor PTMA meminta kepada semua aparat keamanan, kepolisian, militer, ASN, untuk bersikap netral selama proses Pemilu dan Pilpres 2024.
"Meminta kepada Presiden, Wakil Presiden, Gubernur, Wakil Gubernur, Bupati/Walikota serta Wakil Bupati/Wakil Walikota untuk bersikap proporsional dengan mengedepankan etika selama proses Pemilu dan Pilpres 2024," bunyi poin pernyataan sikap berikutnya.
Berbagai forum guru besar dan dosen kampus mengkritisi pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Mereka juga menyoroti penyelenggaraan Pemilu 2024.
Gerakan ini diawali para guru besar Universitas Gadjah Mada (UGM) lewat "Petisi Bulaksumur". Kemudian diikuti kampus lainnya, seperti Universitas Indonesia, Universitas Islam Indonesia, hingga Universitas Hasanuddin.
(fra/kum/fra)