Respons Bawaslu soal Laporan Data Pemilih Ganda WNI di Malaysia

CNN Indonesia
Jumat, 02 Feb 2024 22:12 WIB
Ketua Bawaslu menyampaikan hal itu usai menerima laporan dari Migrant Care terkait adanya temuan data ganda pemilih WNI di Johor Bahru, Malaysia.
Ketua Bawaslu Rahmat Bagja. (cnn indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja mengakui jika keberadaan data pemilih ganda di luar negeri akan menimbulkan potensi penggelembungan suara di Pemilu 2024.

Hal itu Bagja sampaikan usai menerima laporan dari Migrant Care terkait adanya temuan data ganda pemilih WNI di Johor Bahru, Malaysia sebanyak 3.238 nama dengan alamat yang sama.

Namun demikian, Bagja menyebut dugaan adanya data pemilih ganda itu harus dipastikan terlebih dahulu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kemungkinan [penggelembungan suara] itu ada, tapi perlu kita cek benar atau tidak. Semoga sih tidak," kata Bagja di Kantor Bawaslu, Jakarta, Kamis (1/2) malam WIB.

Bagja menyebut pihaknya saat ini tengah memeriksa laporan tersebut. Bagja menyatakan pihaknya sudah meminta keterangan dan laporan hasil pengawasan (LHP) dari panitia pengawas Pemilu (Panwaslu) Johor Bahru.

"Panwaslu Johor juga lagi kita minta keterangan, minta LHP-nya lah, laporan hasil pengawasan mereka," ujarnya.

Bagja mengklaim akan menindaklanjuti laporan tersebut jika ditemukan indikasi pelanggaran pidana atau administrasi.

"Makanya kita cek dulu LHP pada hari itu. jika kemudian ada indikasi pidana tentu kita sampaikan ke teman teman polisi dan jaksa," ujarnya.

"Kalau ada pelanggaran administrasi, nanti kita lihat prosesnya seperti apa. Kalo tidak ada laporan, alhamdulillah," imbuhnya.

Sebelumnya, Migrant Care kembali melaporkan dugaan pelanggaran administrasi yang dilakukan oleh KPU dan Panitia Penyelenggara Pemilu Johor Bahru, Malaysia kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), Kamis (1/2).

Direktur Eksekutif Migrant Care Wahyu Susilo menyatakan laporan itu terkait dengan data ganda daftar pemilih tetap luar negeri (DPTLN) Pemilu 2024 di Johor Bahru. Mereka menemukan data ganda sebanyak 3.238 nama dengan alamat dan umur yang sama.

"Dengan ini membuktikan bahwa KPU tidak mempunyai standar baku bagaimana penetapan data DPTLN di masing-masing kota/negara," kata Wahyu usai melakukan pelaporan di Bawaslu, Jakarta.

Selain menemukan ribuan data ganda, Migrant Care menemukan banyak data ganjil. Mereka menemukan 22 orang dari DPTLN Johor Bahru dengan bertuliskan alamat Indonesia yaitu di Sumenep, Jawa Timur.

Kemudian, 2 orang beralamat di Jember, Jawa Timur dan 19 nama dalam data tertulis cuti/rehat/pulang.

(yla/wiw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER