Haikal menyebut Forum Anomali bakal mewadahi suara-suara perlawanan kaum muda dan mahasiswa. Tak hanya itu, forum ini juga akan menyuarakan kritik sosial dan menyalakan api perjuangan reformasi terus menerus. Adapun Haikal mengklaim Forum Anomali tak akan gentar atas pembungkaman politik.
Perwakilan Forum Anomali yang hadir, yakni Haikal, Gielbran, dan Afiq. Melki tidak hadir karena sedang berdiskusi dengan beberapa pihak untuk mengajukan pemeriksaan ulang pada kasus kekerasan seksual yang kini tengah dia hadapi.
Aksi ini turut dihadiri sejumlah tokoh, yakni Direktur Eksekutif Amnesty International Indonesia, Usman Hamid; Penggagas Aksi Kamisan sekaligus Orangtua Wawan, Korban Tragedi Semanggi I, Maria Sumarsih; aktivis Hak Asasi Manusia (HAM) Haris Azhar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam mimbar bebas itu, Haikal mengatakan tindakan penyelewengan dari pemerintah kini kian marak terjadi. Ia turut menyinggung pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait presiden boleh ikut kampanye.
Haikal menilai pernyataan Jokowi itu sudah membuat malu negara ini. Adapun aksi kali ini digelar sebagai ajang cek ombak apakah warga masih bisa mengakses MK yang disebut lahir dari rahim reformasi.
"Kita mau melihat bagaimana reaksi negara ketika kami datang ke Mahkamah Konstitusi. Ketika dalam 2 x 24 jam kami meng-upload seruan gebrak geruduk Mahkamah Konstitusi, dan ternyata kami sudah dihalangi oleh beton dan kawat berduri," tutur dia.
"Ini merupakan sebuah bukti bahwa demokrasi hari ini sudah semakin dipermainkan dan menjadi bukti bahwa hari ini rakyat tidak bisa lagi menghadap kepada tuannya. Padahal harusnya tuannya adalah rakyat, bukan para pejabat," sambungnya.
Senada, Gielbran turut menyampaikan keprihatinannya bahwa dengan hadirnya tembok beton itu diambil kesimpulan bahwa rakyat jelata tak lagi mampu mengakses MK.
(pop/wiw)