Fadil Imran Bantah Isu Operasi Aparat Tekan Rektor Demi Citra Jokowi
Kabaharkam Polri Komjen Fadil Imran membantah kabar soal operasi aparat menekan para rektor perguruan tinggi untuk menyuarakan narasi positif terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Fadil mengatakan setiap hari anggota polisi mendatangi banyak pihak. Tak hanya rektor, tapi juga tokoh masyarakat hingga tokoh agama.
"Polisi hampir setiap hari mendatangi orang, bukan hanya rektor, tokoh masyarakat, tokoh agama, tokoh pemuda," kata Fadil kepada wartawan, Rabu (7/2).
Fadil menduga isu soal operasi itu akhirnya muncul karena yang didatangi oleh aparat adalah seorang rektor. Apalagi, saat ini banyak civitas akademisi yang mengkritik pemerintahan.
"Ini barangkali karena yang didatangkan rektor saja, kemudian ada momentum-momentum seperti itu, kemudian menjadi sebuah perbincangan," ucap Fadil.
Fadil menegaskan segala tindakan yang diambil oleh kepolisian dilakukan berdasarkan aturan dan ketentuan yang berlaku.
"Yang pasti, kita pasti akan mengambil langkah yang objektif sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku," ujarnya.
Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD sebelumnya mengungkap dugaan operasi aparat mendekati rektor sejumlah perguruan tinggi agar menyuarakan narasi positif ke Presiden Jokowi.
Menurut Mahfud, operasi intervensi ini untuk menekan para rektor perguruan tinggi yang belum menyatakan sikap kritis terhadap pemerintahan Jokowi.
"Muncul sejumlah operasi mendekati rektor-rektor yang belum mengemukakan pendapatnya, belum berkumpul untuk deklarasi, mereka ini diminta untuk menyatakan sikap yang berbeda. Sikap yang berbeda, didatangi mereka untuk menyatakan bahwa Presiden Jokowi baik, pemilu baik, penanganan Covid terbaik," kata Mahfud dalam acara Tabrak Prof! di Sleman, DIY, Senin (5/2) malam.
Namun, kata dia, tak semua rektor yang didatangi oknum mengiyakan permintaan tersebut. Salah satunya adalah Ferdinandus Hindiarto, rektor Universitas Katolik Soegijapranata yang menurutnya secara terang-terangan menolak membuat pernyataan mendukung pemerintahan Jokowi.
(gil)