Bentrok Warga Dua Kampung di Ambon Pecah, Satu Orang Luka

Bentrok antara warga di Ambon, Maluku kembali pecah. Akibat bentrokan tersebut satu orang dilaporkan terluka, satu bangunan kios rusak, hingga papan reklame pecah karena lemparan batu.

Bentrokan itu terjadi di perbatasan perkampungan warga Batabara dan Barak, Kayu 3, Negeri Soya, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Minggu (18/2) sore.

Warga setempat yang ditemui mengaku tak mengetahui pasti penyebab bentrokan antarwarga tersebut.

"Saya kurang tahu, dengar ada bentrok dari bunyi tiang listrik, datang ke sini sudah ada petugas," kata dia di lokasi bentrokan.

Pantauan CNNIndonesia.com di lokasi, aparat TNI-Polri bersenjata laras panjang yang dikerahkan langsung membubarkan massa. Kedua massa yang terlibat bentrok kabur.

Sementara di pinggir jalan terlihat pecahan batu-batu hingga botol berserakan. Aktivitas lalu lintas di wilayah tersebut berangsur normal.

Kapolresta Ambon dan Pulau-pulau Lease Kombes Driyano Andri Ibrahim, Kasat Reskrim Ambon, AKP La Beli, dan Kapolsek Sirimau AKP Sally Lewerissa turun langsung mengamankan bentrokan.

Kombes Andri mengatakan sebelum bentrokan terjadi dua kelompok anak muda berkumpul pada malam harinya.

"Kami dapatkan informasinya ada dua kelompok ini sedang kumpul-kumpul, mungkin sedang meminum minuman keras, kemudian mereka seperti ada cekcok hingga terjadi keributan di sini," katanya di lokasi bentrok.

Andri mengklaim situasi dan kondisi di wilayah perbatasan dua kampung itu sudah berlangsung aman terkendali setelah personel gabungan TNI-Polri dikerahkan ke lokasi.

"Kondisi sudah aman, aparat sudah melarai kelompok pemuda yang bertikai, tokoh-tokoh masyarakat disini juga sempat melarai, jadi sejauh ini sudah aman," ucapnya.

Andri mengatakan korban luka sudah dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis.

"Ada satu orang terkena luka, karena ada keributan sedikit dan sudah dibawa ke puskesmas terdekat disini," ujarnya.

Lebih lanjut, Andri menyebut bentrokan ini diduga dipicu sekelompok pemuda yang sering berkumpul dan mengonsumsi minuman keras.

"Kami dapat informasi anak-anak di sini memang sering kumpul-kumpul, mereka saling berkelahi," katanya.