Jumlah petugas penyelenggara Pemilu 2024 yang meninggal dunia di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi lima orang per hari ini, Rabu (21/2).
Mereka yang meninggal dunia antara lain dua orang Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS), dua anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) dan satu Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
Petugas penyelenggara Pemilu 2024 yang meninggal dunia di NTT terakhir terjadi di Kabupaten Alor. Anggota PPS tersebut bertugas di Kelurahan Welai Timur, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota PPS berusia 21 tahun itu meninggal setelah dirawat hampir satu minggu di RSU Kalabahi. Namun belum diketahui sakit yang dialami oleh korban hingga meninggal dunia.
"Anggota PPS Kel. Welai Timur, Kec. Teluk Mutiara atas nama Esra Grenigel Langare meninggal siang tadi," kata Komisioner KPU Provinsi NTT, Baharudin Hamzah melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Rabu (21/2).
Pada Rabu pagi (21/2), KPU NTT juga melaporkan satu petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, bernama Baptista Atalawan Hayon meninggal dunia pada Selasa (20/2) malam sekitar pukul 23.23 Wita.
PPK berusia 41 tahun itu meninggal di RSUD Hendrik Fernandes Larantuka setelah dirawat sejak 15 Februari lalu.
Sebelumnya KPU NTT mengatakan ada tiga petugas pemilu yang meninggal dunia dan 83 orang mendapat perawatan medis karena sakit.
Ketiga petugas yang meninggal dunia itu antara lain Marselina Hoar, Ketua KPPS di TPS 07 Desa Bakiruk, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur. Marselina meninggal pada Jumat (16/2).
Kemudian, Antonio Silva Maia (54), petugas KPPS di TPS 03 Desa Bauho, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu. Dia meninggal pada Kamis (15/2) usai melakukan penghitungan surat.
Lalu, Luther Manetlang (51) anggota KPPS di Kabupaten Alor yang meninggal Kamis (15/2) sehari setelah melaksanakan tugas di Pemilu 2024 lalu.
(eli/bmw)