Polisi mengklaim ada pihak ketiga yang memanfaatkan penyanderaan pilot Susi Air Kapten Philip Mark Mehrtens untuk menyuarakan kemerdekaan Papua.
Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri menyebut pihak tersebut sengaja memanfaatkan penyanderaan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) dengan membawa isu Papua erdeka ke pemerintah Selandia Baru.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada pihak lain yang memang sengaja menghambat, menghalang-halangi supaya proses negosiasi yang sudah dilakukan dan mau menuju titik temu ini tidak berhasil," kata Mathius usai bertemu Atase Kepolisian Selandia Baru di Jayapura, dikutip dari keterangan tertulis, Selasa (27/2).
Mathius mengatakan dalam pertemuan itu Polda Papua menjelaskan bahwa TNI-Polri berkomitmen dan berupaya untuk membebaskan Kapten Philip.
Menurutnya, Pemerintah Selandia Baru sepakat menyerahkan sepenuhnya upaya pembebasan kepada Indonesia. Selain itu, Mathius mengklaim pemerintah Selandia Baru juga mengakui penuh bahwa Papua merupakan bagian dari NKRI.
"Baik Benny Wenda (pemimpin kelompok separatis Papua) maupun Sebby Sambom (juru bicara Organisasi Papua Merdeka) yang selalu berkoar-koar di luar tentang isu Papua dan sudah kami sampaikan ke mereka agar pernyataan itu tidak usah didengarkan," kata Mathius.
Lihat Juga : |
"Bahwa mereka tetap sepakat urusan itu urusan Philip itu urusan daripada Indonesia dan mereka tidak mencampuri urusan tersebut dan tetap masih mengakui Papua bagian dari NKRI," ucapnya.
Mathius menyebut saat ini berbagai pendekatan terus dilakukan TNI-Polri bersama dengan pemerintah daerah serta tokoh agama dan masyarakat untuk membebaskan Philip.
Ia menjelaskan upaya yang diambil masih berupa negosiasi atau soft approach. Mathius menegaskan belum ada upaya militer untuk membebaskan Philip.
Di sisi lain, Mathius menyebut polisi sudah mengetahui lokasi penyanderaan Philip oleh KKB pimpinan Egianus Kogoya. Ia memastikan Philip masih dalam kondisi sehat meskipun disandera selama satu tahun lebih.
"Sudah kita pantau, lokasi mereka dimana, bagaimana kesehatan Philips, namun kami masih terus negosiasi agar kapten Philips bisa dibebaskan tanpa ada jatuh korban, sehingga proses ini memang akan memakan waktu," ujar dia.
Philip disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya sejak 7 Februari 2023 sesaat setelah mendaratkan pesawat di lapangan terbang Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Setahun setelah penyanderaan, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Operasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) merilis foto dan video yang memperlihatkan kondisi terkini dari Philip.
Dalam satu foto, Philip terlihat diapit oleh dua anggota OPM yang memegang senjata. Sementara dalam satu video lain, Philip menyatakan kondisinya sehat.
OPM mengklaim selama setahun penyanderaan, pemerintah Indonesia dan Selandia Baru tidak pernah membuka diri untuk negosiasi membebaskan Philip. Mereka menyatakan akan mengembalikan pilot Philip kepada keluarganya melalui Yuridiksi Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sementara itu Polda Papua mengaku belum menerima kabar terkait rencana pembebasan Philip. Kabid Humas Polda Papua Kombes Ignatius Benny Prabowo justru mengaku curiga informasi pembebasan yang disampaikan tersebut hanyalah propaganda semata.
(tfq/tsa)