Fakta-fakta Satu Keluarga Terjun dari Apartemen Diduga Bunuh Diri

CNN Indonesia
Kamis, 14 Mar 2024 08:02 WIB
Garis polisi terpasang di lokasi kejadian satu keluarga diduga bunuh diri dengan cara terjun dari Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu (9/3). (ANTARA/Mario Sofia Nasution)
Jakarta, CNN Indonesia --

Satu keluarga yang terdiri dari empat orang ditemukan tewas karena diduga melakukan aksi bunuh diri dengan melompat di Apartemen Teluk Intan Tower Topaz, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3).

Keempatnya adalah pria berinisial EA (50), perempuan AIL, laki-laki JWA (13) dan perempuan JL (16). Hingga kini, polisi masih menyelidiki motif di balik aksi tersebut.

CNNIndonesia.com merangkum sejumlah fakta dari peristiwa tersebut

1. Ayah cium kening anak dan istri sebelum terjun

Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya mengatakan keempat korban tiba di apartemen sekitar pukul 16.02 WIB dengan menggunakan mobil Grand Max.

Ady menyebut berdasar rekaman di CCTV, EA atau sang ayah sempat mencium kening tiga anggota keluarganya sebelum terjun.

"Para korban ini masuk dalam lift, terekam (dalam CCTV), ini EA mencium-cium kening dari ketiga orang lainnya. Setelah dicium-cium keningnya, AEL terlihat mengumpulkan handphone-handphone dari semuanya untuk naik ke atas," kata Agus, Senin (11/3).

Lalu sekitar pukul 16.05 WIB, para korban keluar dari lift di lantai 21 apartemen tersebut. Mereka menggunakan tangga darurat untuk menuju ke rooftop apartemen.

2. Korban terikat tali

Agus mengatakan pada pukul 16.13 WIB, korban terjatuh bersamaan di depan lobby apartemen. Saat itu posisi korban dalam keadaan terikat tali.

"Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA dan JL terikat tangannya dengan tali yang sama, AEL terikat tali yang sama dengan JWA, ikatan tali tersebut mengikat," ujar Agus.

Tali-tali yang terikat pada tangan korban juga diketahui oleh salah seorang saksi inisial RP yang mengaku menyaksikan momen saat keluarga itu terjun dari apartemennya.

3. Korban sudah dua tahun tidak tempati hunian

Agus menyebut para korban sudah lama tak menempati salah satu unit di apartemen tersebut.

"Sudah 2 tahun. Baru ini kembali lagi ke apartemen untuk melakukan kegiatan seperti ini," katanya.

Keterangan itu juga dibenarkan oleh salah seorang tetangga yang tinggal satu lantai dengan korban bernama Nur.

Ia mengatakan keluarga itu sempat berpamitan sekitar dua tahun lalu, saat masa pandemi Covid-19.

"Bilangnya mau pindah ke Solo, pas Covid-19 pindah," kata Nur saat ditemui di depan apartemen, Rabu (14/3).

Foto: CNN Indonesia/Fajrian
Disclaimer Psikologi

Saat itu, ia mengaku tidak tahu alasan keluarga tersebut pindah. Nur juga tidak mengetahui apakah hunian mereka dijual saat pindah.

Sejak keluarga tersebut pindah, Nur mengaku tidak pernah berkomunikasi lagi. Ia baru mengetahui keluarga tersebut terjun bunuh diri setelah menonton berita.

Ia mengatakan pada Sabtu (9/3) atau hari kejadian, baru pulang ke apartemen ketika malam hari.

"Pas jatuh saya baru pulang malam, udah ditutup," katanya.

Ia mengaku kenal dan sering berkomunikasi dengan keluarga itu. Nur mengatakan keluarga itu ramah dan baik kepada tetangga.

"Enggak ada berantem sesama tetangga. Suka dipanggil namanya Cici Aciu," ujar dia.

4. Polisi olah TKP ulang

Polisi melakukan olah TKP ulang dalam kasus dugaan bunuh diri satu keluarga dengan terjun Apartemen Teluk Intan Tower Topaz Penjaringan, Jakarta Utara.

Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif beserta jajaran serta Tim Inafis mendatangi apartemen tersebut pada Rabu sore.

"Kita melakukan olah TKP ulang, jadi membaca lebih detail lagi berkaitan dengan peristiwa," kata Gidion di Apartemen Teluk Intan Tower Topaz.

Gidion mengatakan belum ada fakta baru yang diketahui dari peristiwa itu. Ia mengatakan polisi masih memeriksa secara scientific.

Ia juga belum bisa mengonfirmasi soal faktor terlilit utang di balik aksi satu keluarga itu.

"Karena kita kemudian membutuhkan pemeriksaan scientific, kita butuh pemeriksaan DNA, otopsi psikologi," katanya.

Hingga Rabu malam, garis polisi masih dipasang di depan apartemen. Ada plastik hitam yang dipasang menutupi area diduga tempat jatuhnya korban.

5. Bukan kejadian pertama

Sejumlah penghuni Apartemen Teluk Intan Tower Topaz, Penjaringan, Jakarta Utara, mengatakan peristiwa orang melompat dari apartemen sudah beberapa kali terjadi.

Salah seorang penghuni yang tidak mau disebutkan namanya ini mengaku sejak tinggal di apartemen tersebut, ada sekitar tiga kasus serupa.

"Pernah satu-satu, enggak pernah sekeluarga. Sekitar 3 atau 4 kali sejak saya tinggal," kata warga itu saat ditemui di depan apartemen, Rabu (13/3).

Saat terjadi peristiwa satu keluarga terjun dari apartemen Sabtu (9/3), ia mengaku tengah berada di sekitar lokasi kejadian.

"Saya lihat udah ramai-ramai," katanya.

Satu penghuni lain berinisial RP yang ditemui berbeda juga mengatakan hal serupa. Setidaknya, kata dia, total ada tiga kejadian orang lompat di Apartemen Teluk Intan.

"Semenjak saya di sini (tower topaz), sudah dua kali, di sana (tower sapphire) sekali," katanya.

CNNIndonesia.com mencoba bertanya kepada pengelola apartemen soal informasi peristiwa yang sudah lebih dari sekali itu, namun tidak ada pengelola yang bisa ditemui.

Sejumlah petugas keamanan juga enggan memberi keterangan.

Sementara itu, Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif mengaku belum mendapat informasi soal itu.

"Belum, belum. Saya belum mendapat informasi," ujar Gidion.

(yoa/wis)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK