Masjid Jami Peneleh, Jejak Lain Sunan Ampel di Surabaya

CNN Indonesia
Minggu, 31 Mar 2024 06:00 WIB
Dari cerita turun temurun disebutkan Masjid Jami Peneleh didirikan Raden Rahmat atau Sunan Ampel, bahkan sebelum Masjid Ampel yang lebih tersohor di Surabaya.
Masjid Jami Peneleh berada di dalam gang di kawasan 'Kampung Tua', Peneleh, Surabaya. (CNN Indonesia/Farid)

Masjid Jami Peneleh telah mengalami beberapa kali pemugaran sepanjang sejarahnya. Renovasi yang dilakukan berupa perbaikan ubin, pintu, tempat wudhu, dan kamar mandi.

Meskipun demikian, pihak pengurus masjid selalu berupaya mempertahankan bentuk asli bangunan, termasuk dominasi warna krem dan coklat yang klasik.

"Kami mempertahankan karakter klasiknya. Kami cuma memperbaiki apa yang sudah rusak dan usang," ujar dia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat Ramadan, Masjid Jami Peneleh ini juga memiliki tradisi unik yaitu imam salat akan membaca penuh satu juz Al Quran tiap Tarawih dan Witir. Maka dalam satu bulan, bacaan imam salat tarawih akan khatam 30 juz.

"Itu sudah bertahun-tahun," kata Ahmad Toni.

Saat ini, Masjid Jami Peneleh tak hanya menjadi tempat beribadah, tetapi juga destinasi wisata religi yang menarik dikunjungi.

Pengunjung dapat menyaksikan jejak sejarah Islam di Surabaya, serta merasakan suasana spiritual yang kental di tengah hiruk-pikuk Kota Pahlawan.

Masjid Jami Peneleh dikenal warga Surabaya  dibangun oleh Raden Rahmat atau yang dikenal sebagai Sunan Ampel pada abad ke-14, tepatnya 1421 Masehi. (CNNIndonesia/Farid)Warga sedang beriktikaf di dalam Masjid Jami Peneleh, Surabaya. (CNNIndonesia/Farid)

Perjuangan Kemerdekaan

Tak hanya menjadi pusat kegiatan keagamaan, Masjid Jami' Peneleh juga memiliki peran penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Lokasinya yang berdekatan dengan kediaman HOS Tjokroaminoto, salah satu pendiri Sarekat Islam, membuat masjid ini menjadi tempat bertemunya para tokoh pergerakan.

"Dulu masjid ini pernah menjadi lokasi untuk diskusi perjuangan para tokoh Nahdlatul Ulama (NU)," ungkap Sofyan.

Beberapa tokoh NU yang pernah singgah dan beribadah di masjid ini di antaranya KH Dahlan Basyuni, Kiai Zahir Ghufron, dan KH Thohir.

Masjid itu pun disebut pula menjadi markas Laskar Hizbullah--milisi Islam/NU--dalam berjuang melawan penjajah Belanda.

Tak hanya itu, Pada tahun 1945, kubah masjid juga pernah terkena sambaran tembakan meriam Belanda dari arah Jembatan Merah. Uniknya, kubahnya utuh dan tak hancur, kerusakan hanya terjadi di sisi timur masjid.

(frd/kid)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER