Masjid Wapauwe Negeri Kaitetu di Kecamatan Leihitu ini hampir setiap hari dibanjiri wisatawan nasional maupun mancanegara.
Salah satunya wisatawan bernama Herawanto yang jauh-jauh datang dari Jakarta. Pria yang ikut dalam rombongan Bank Indonesia pusat ini melihat-lihat bangunan masjid mulai dari luar hingga ke dalam.
Rombongannya ditemani Raja Negeri Kaitetu Muhammad Armin Lumaela. Selain itu Keturunan 14 Imam Muhammad Arikulapessy yakni Husen Bin Abdurrahim Hatuwe dan Penjaga Masjid Wapauwe Nus Iha juga ikut menemani.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka juga melihat koleksi masjid yang merupakan peninggalan leluhur di masa lalu dalam rumah ibadah itu.
"Luar biasa karena ini satu contoh konservasi situs religi yang sangat baik, memang harus semua dari masyarakat lakukan dan ini luar biasa karena tadi saya sempat mendengar 1414 didirikan dan sekarang relatif terpelihara dengan baik. Dan rasanya sangat menyenangkan bisa salat di tempat ini, bersejarah seperti ini," kata Herawanto.
![]() |
Sejarawan Maluku Abidin Wakano berpendapat Masjid Wapauwe merupakan situs sejarah islam yang cukup bersejarah dan punya peran penting dalam proses penyiaran dan perkembangan islam di Maluku.
Masjid Wapauwe, kata Abidin, adalahbukti sejarah bahwa syiar Islam yang pertama di kawasan timur Indonesia masuk melalui jalur rempah-rempah.
"Masjid Wapauwe salah satu situs sejarah islam yang cukup bersejarah dan punya peran penting dalam proses penyiaran dan perkembangan islam di Maluku. Masjid Wapauwe didirikan oleh Pernada Jamilu yaitu sekitar tahun 1414, kita ketahui bahwa Pernada Jamilu salah satu keturunan Kesultanan Jailolo di Utara yang punya peran sangat penting dalam meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan islam di Maluku," ujarnya saat ditemui CNNIndonesia.com, Rabu (13/3).
Selain itu, Abidin mengatakan Imam Rijalidari Masjid Wapauwejuga menulis Hikayat Tanah Hitu pada abad ke-17. Manuskrip itu, katanya, termasuk sebuah karya intelektual Islam pertama di Maluku.
"Kita tahu bahwa sebelum Masjid Wapauwe sebelum berada di lokasi Kaitetu, sebelumnya di kampung lama, disebut sebagai identitas dan negeri-negeri adat di Maluku. Punya kampung lama, artinya masjid awalnya di sana dan diturunkan dari kampung lama ke Kaitetu yang sekarang. Masjid Wapauwe itu penting dalam sejarah Islam di Maluku," tuturnya.