Sejumlah anak berdatangan dengan busana muslim ke balai pertemuan Ruang Publik Terbuka Ramah Anak (RPTRA) Malinjo di Pejaten Barat, Jakarta Selatan, Senin (18/3) petang.
Tujuan mereka datang ke area taman dan aktivitas warga itu adalah untuk mengikuti pesantren kilat yang digelar selama Ramadan 1445 Hijriah pada tahun ini oleh pengelola RPTRA bersama masyarakat sekitar. Acara ini di luar kebiasaan pesantren kilat pada umumnya yang biasa digelar di tempat-tempat tertutup atau semi tertutup.
Pantauan CNNIndonesia.com, mereka yang ikut pesantren kilat itu kisaran usia 4-12 tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengelola RPTRA Malinjo mengatakan kegiatan tersebut digelar setelah rembuk warga soal kegiatan bermanfaat apa yang akan dilakukan untuk mengisi waktu Ramadan. Dan, kegiatan pesantren kilat ini sudah merupakan rutin tahunan saban Ramadan di RPTRA tersebut.
"Tahun-tahun kemarin juga memasuki bulan Ramadan kita semua pengelola berunding untuk mengadakan kegiatan selama bulan puasa ini. Terus kita kumpul bersama ajak perwakilan masyarakat, ngobrolin, tercetuslah ide pesantren kilat," ucap Jovan selaku Humas RPTRA Malinjo ketika berbincang cengan CNNIndonesia.com pada Senin sore lalu.
Pesantren kilat merupakan kegiatan keagamaan secara singkat yang dilakukan guna membentuk karakter religius bagi para pesertanya.
Di RPTRA Malinjo, kegiatan pesantren kilat digelar setiap hari mulai pukul 15.30 sampai 17.00 selama Ramadan ini. Pesantren kilat itu pun menjadi sarana ngabuburit yang bermanfaat--terutama bagi anak kecil yang juga sedang belajar puasa.
Pengajar dari kegiatan sanlat ini adalah ibu-ibu PKK Pokja 1 Kelurahan Pejaten Barat yang melakukan pengajaran secara sukarela.
"Pertama kali kumpul bersama itu kita menghadirkan kader PKK juga, kalau misalkan kita butuh bantuan untuk membantu anak-anak mengaji, baca iqra, baca juz amma gitu. Kita jelasin ini sukarela, dan mereka enggak keberatan karena pengen berbagi ilmu," tutur Jovan.
Jovan menuturkan pada Ramadan 2024 ini setidaknya ada 26 anak yang terdaftar sebagai peserta pesantren kilat di RPTRA Malinjo. Namun, sambungnya, jumlah anak yang hadir setiap sore selalu berbeda-beda sejauh ini.
"Jumlah peserta yang hadir itu fluktuatif kadang naik kadang turun, kurang lebih antara 15-20 orang setiap harinya," ucap Jovan.
![]() |
Jovan mengatakan secara umum kegiatan itu adalah untuk membantu mencerdaskan anak-anak khususnya dalam hal agama.
"Cita-cita dari kegiatan ini adalah untuk anak-anak makin cerdas lagi, terus juga makin mengetahui tajwid-tajwid bacaan Al-Quran, terus juga menambah teman, terus juga ilmu yang dikasih oleh kader PKK dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-harinya," kata Jovan.
Sementara secara khusus, PKK Pokja 1 Kelurahan Pejaten Barat mengatakan tujuan lain kegiatan pesantren kilat itu adalah agar anak-anak bisa ngabuburit dengan positif sambil menunggu waktu berbuka puasa.
"Tujuan kegiatan ini adalah menyemarakkan bulan suci Ramadan ini dan untuk mengisi waktu luang ketika anak-anak ngabuburit, kebanyakan anak-anak ngabuburit ke hal negatif makanya lebih baik kita isi dengan kegiatan pengajian," ucap Kader PKK Pokja 1 Kelurahan Pejaten Barat, Nunur.
Kegiatan ini menjadi tempat berbagi ilmu bagi para pengajar, meskipun tanpa diberikan imbalan materi sedikitpun.
"Kita ingin lebih bermanfaat saja untuk masyarakat, apa yang kita punya walaupun ilmu sedikit, kita bisa terapkan ke anak-anak, kita berbagi ilmu. Karena kita enggak bisa berbagi apa-apa selain berbagi ilmu sedikit untuk anak-anak," kata Nunur.
Berdasarkan pantauan di lokasi, kegiatan pesantren kilat itu pun terlihat tak monoton--seperti guru berdiri di depan untuk mengajar murid di kelas.
Kegiatan pesantren kilat pada hari itu dimulai dengan menonton film kartun bertema keagamaan Islam melalui layar proyektor.
Selanjutnya, bersama-sama mereka belajar doa untuk kehidupan sehari-hari. Salah satunya doa untuk meraih ilmu atau kemudahan dalam belajar yang didiktekan tiga pengajar dan diulangi anak-anak.
"Robbi zidni ilman warzuqni fahman," demikian petikan lafal doa itu bergema dari suara-suara mungil anak-anak di RPTRA tersebut.
Selanjutnya, tiap peserta maju bergantian dalam membaca Al-Quran dibimbing oleh tiap pengajar.
Usai membaca Al-Quran, dilakukan pembelajaran umum mengenai materi tajwid melalui papan tulis. Terakhir, kegiatan sanlat ditutup dengan doa bersama yang kembali dipimpin tiga pengajar pesantren kilat.