Calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo meminta publik menunggu sidang sengketa hasil Pemilu 2024 untuk mengetahui kepastian kesaksian seorang kapolda terkait dugaan kecurangan pemilu.
"Tunggu nanti, di sana," kata Ganjar di Posko Teuku Umar 9, Menteng, Jakarta, saat menjawab pertanyaan wartawan soal kepastian kesaksian seorang kapolda, Kamis (21/3).
Ganjar juga menceritakan setumpuk persoalan pada Pemilu 2024. Disampaikan Ganjar bahwa persoalan-persoalan itu diceritakan langsung oleh masyarakat dan para pendukungnya. Ganjar mengaku keliling daerah selama satu bulan terakhir bersama Mahfud MD.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Semua persoalan disebut Ganjar berawal dari proses seleksi capres-cawapres dan keputusan MK Nomor 90. Putusan tersebut jadi pintu masuk Gibran Rakabuming Raka maju sebagai cawapres Prabowo Subianto.,
"Mulai proses seleksi capres-cawapres sampai proses keputusan MK 90, dan saat itu, awal cerita inilah yang kemudian rasanya proses pemilu menjadi pertanyaan banyak pihak," kata Ganjar.
"Dari pendaftaran di KPU, ada catatan yang kami rasa, secara prosedur ada masalah," imbuhnya.
Dia juga menyoroti soal cerita keterlibatan aparatur dari pusat hingga daerah pada pemilu lalu. Sampai dengan gelontoran bantuan sosial yang masif menjelang pencoblosan.
Ganjar menuturkan berbagai persoalan itu jadi pertanyaan semua pihak, mulai dari masyarakat, partai hingga para ilmuwan.
"Bahkan kemarin di DPR ada pertanyaan berapa pertanyaan jumlah bansos. Itu menjadi cerita di publik ke kami," katanya.
Berangkat dari kondisi tersebut Ganjar memastikan pihaknya bakal mengajukan gugatan hasil Pilpres 2024 ke Mahkamah Konstitusi. Gugatan akan didaftarkan ke MK secepatnya.
"Kita sudah siapkan. Apakah besok atau Sabtu. Untuk menjadi pertimbangan hakim MK nantinya," kata dia.
Lihat Juga : |
"Ini momentum bagus kepada majelis hakim yang ada di MK untuk menunjukkan kredibilitasnya setelah MKMK, setelah penyelenggara dapat hukuman etik. Kita harus mengembalikan identitas demokrasi lebih baik," ucap Ganjar.
KPU telah selesai melakukan penghitungan suara secara nasional. Hasilnya, pasangan Prabowo-Gibran meraih suara terbanyak sebesar 96,2 juta suara, unggul jauh dari dua paslon lain.
(thr/wis)