KRONIK

Bunuh Diri Satu Keluarga di Balik Sikap Abai Negara

Yogi Anugrah | CNN Indonesia
Jumat, 22 Mar 2024 10:36 WIB
Ilustrasi. (CNN Indonesia/Astari Kusumawardhani)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pandangan RP teralihkan saat mengengkol sepeda motornya yang di parkir di depan Apartemen Teluk Intan, Penjaringan, Jakarta Utara, Sabtu (9/3) sore.

Perempuan paruh baya itu melihat sesuatu terjun di depan apartemen tower Topaz. Sepersekian detik, suara keras terdengar.

"Terbang antara lima meter dari dasar, tiba-tiba saya lihat apa itu? Burung, enggak? Besar sekali," kata RP beberapa waktu lalu.

"Langsung, boom," imbuh dia.

Ia lalu mematikan motor, dan menunda pergi ke gereja. RP tak berani terlalu dekat karena suasana yang masih sepi.

Saat itu, ia melihat ada empat orang yang jatuh di halaman depan apartemen. Kondisinya luka parah.

"Si bapaknya kondisi terlentang, anaknya (laki-laki) pun terlentang, yang tengkurap miring itu anak perempuannya," ujar dia.

Sekitar 20 menit melihat korban tergeletak, RP pergi. Ia baru kembali sekitar pukul 18.00 WIB, ketika Tim Inafis telah datang ke apartemen. Saat itu, ia tidak tahu siapa yang terjun dari atas apartemen.

RP baru mengetahui belakangan. Ia mengaku cukup kenal dengan korban yang diketahui pernah menghuni unit di lantai 16.

"Ya Tuhan, ini ibu yang baik hati itu," kata dia.

Berdasarkan keterangan polisi, ada empat orang terdiri dari satu keluarga, yang diduga bunuh diri dengan melompat dari lantai 22 apartemen.

Keempatnya adalah pria berinisial EA (50), perempuan AIL, laki-laki JWA (13) dan perempuan JL (16).

Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady mengatakan keempat korban tiba di apartemen sekitar pukul 16.02 WIB dengan diantar taksi online.

Ady menyebut berdasar rekaman CCTV, EA sempat mencium kening tiga anggota keluarganya sebelum terjun.

"Para korban ini masuk dalam lift, terekam, ini EA mencium-cium kening dari ketiga orang lainnya. Setelah dicium-cium keningnya, AEL terlihat mengumpulkan handphone-handphone dari semuanya untuk naik ke atas," kata Agus, Senin (11/3).

Tempat kejadian perkara bunuh diri satu keluarga di Apartemen Teluk Intan Penjaringan Jakarta Utara pada Sabtu (21/3/2024). (CNN Indonesia/Yogi Anugrah)

Sekitar pukul 16.05 WIB, para korban keluar dari lift di lantai 21. Mereka menggunakan tangga darurat menuju ke rooftop apartemen.

Agus mengatakan pada pukul 16.13 WIB, korban jatuh bersamaan di depan lobby apartemen. Saat itu posisi korban dalam keadaan terikat tali.

"Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA dan JL terikat tangannya dengan tali yang sama, AEL terikat tali yang sama dengan JWA, ikatan tali tersebut mengikat," ujar Agus.

Berdasar keterangan polisi dan beberapa tetangga, keluarga tersebut sudah dua tahun tidak tinggal di hunian apartemen itu.

Nur, salah seorang tetangga yang tinggal satu lantai dengan korban, mengatakan keluarga itu sempat berpamitan sekitar dua tahun lalu, saat masa pandemi Covid-19.

"Bilangnya mau pindah ke Solo, pas Covid-19 pindah," kata Nur.

Saat itu, ia mengaku tidak tahu alasan keluarga tersebut pindah. Nur juga tidak mengetahui apakah hunian mereka dijual saat pindah.

Ia mengaku kenal dan sering berkomunikasi dengan keluarga itu. Nur mengatakan keluarga itu ramah dan baik kepada tetangga.

Sepengetahuannya, keluarga itu tergolong mampu secara ekonomi. Namun ia tidak tahu soal informasi yang menyebut keluarga itu terlilit hutang.

"Bapaknya itu mungkin bos, ibunya ibu rumah tangga kayak saya. Anaknya sekolahnya di sekolah mahal itu, kalau tidak salah," ujar Nur.

Belakangan, penyelidikan yang dilakukan polisi mengungkap sejumlah temuan.

Di antaranya, jauh sebelum insiden itu terjadi, keluarga tersebut mempunyai bisnis kapal ikan. Namun, bisnis tersebut bangkrut saat pandemi Covid-19.

Kedua anak juga disebut sudah satu tahun tidak bersekolah. Keluarga ini juga disebut cenderung tertutup dengan keluarga besar dan sudah lama tidak berkomunikasi.

Foto: CNN Indonesia/Fajrian

Sepi di titik nadir

Sang ibu (AIL) sempat sembahyang di klenteng yang terletak di rooftop apartemen sebelum melakukan aksi bunuh diri.

CNNIndonesia.com mencoba menelusuri apartemen, termasuk melihat kondisi lantai paling atas, tempat para korban terjun.

Suasana sepi sudah terlihat di lorong-lorong mulai dari lantai 2. Deretan pintu tertutup, hanya sesekali ada aktivitas penghuni lewat.

Situasi serupa juga persis di lantai 16, tempat hunian milik korban. Hampir semua pintu unit tertutup, ada beberapa yang terbuka, namun tetap terhalang pintu teralis.

CNNIndonesia.com sempat bertanya kepada dua penghuni di lantai itu, namun keduanya mengaku tidak mengenal korban.

Sementara itu, untuk menuju rooftop apartemen, lift hanya tersedia sampai lantai 21. Setelah itu akses ke rooftop hanya menggunakan tangga darurat.

Di rooftop terdapat sebuah klenteng sederhana. Saat didatangi pada Rabu (20/3) pagi, kondisi klenteng sepi, tidak ada penjaga atau aktivitas di dalamnya.

Di sekitar rooftop tempat klenteng berdiri inilah, keluarga tersebut lompat bunuh diri.

Meski begitu, jika dilihat, tembok pembatas di rooftop ini sebenarnya cukup tinggi. Butuh alat bantu bagi seseorang untuk memanjatnya.

Sementara itu, dari sejumlah keterangan penghuni, peristiwa orang melompat dari apartemen sudah tiga kali terjadi di wilayah tersebut.

CNNIndonesia.com telah mencoba untuk meminta penjelasan dari pengelola apartemen soal peristiwa bunuh diri ini, namun tidak ada pengelola yang bersedia ditemui. Sejumlah petugas keamanan juga enggan memberi keterangan.

Infografis Ketahui Deteksi Awal Bunuh Diri. (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)

Bunuh diri melibatkan anak naik 200 persen

Berdasarkan data Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sepanjang 2023 terdapat 46 anak yang mengakhiri hidup dengan bunuh diri. Angka itu naik 200 persen dari 2022.

Pada 2023, terdapat lima kejadian anak meninggal korban bunuh diri orang tua.

Sementara itu, sepanjang Januari-Maret 2024, terdapat 12 kasus anak mengakhiri hidup dengan bunuh diri serta 1 kejadian keluarga bunuh diri dengan anak ikut serta.

Jika melihat secara umum, data Pusat Informasi Kriminal Nasional (Pusikmas) Polri mencatat sepanjang Januari-Mei 2023, kepolisian telah menindak 451 kasus bunuh diri.

Polda Sumatra Utara dan Polda DIY termasuk dalam satuan kerja yang menindak kasus bunuh diri dengan jumlah terbanyak.

Baca halaman selanjutnya: Faktor Orang Tua Bunuh Diri Ajak Anak

Faktor Orang Tua Bunuh Diri Ajak Anak


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :