Senada Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro berpendapat NasDem akan bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran.
"Setelah NasDem ini, bisa jadi ada arahan juga PDIP malah. Ada kode-kode yang saya lihat sangat kuat," ujar Agung.
Agung menyebut sejumlah kode itu di antaranya ketika Gibran mengaku sudah mendapat ucapan selamat dari petinggi PDIP usai KPU mengumumkan hasil Pilpres 2024. Ucapan selamat bahkan sudah banyak Gibran terima sejak unggul saat hitung cepat atau quick count.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, politikus PDIP Deddy Yevri Sitorus menyampaikan bahwa Prabowo sempat menjenguk Bendum PDIP Olly Dondokambey yang tengah sakit.
"Artinya relasi dengan PDIP ini sebenarnya baik-baik saja antara Prabowo dengan Megawati. Tapi tidak dengan Jokowi dan Megawati. Jadi saya masih melihat ada kemungkinan PDIP merapat," katanya.
Lihat Juga : |
Usai NasDem dan PDIP bergabung dengan koalisis Prabowo-Gibran, Agung menyebut PKB akan mengikuti langkah mereka masuk ke dalam pemerintahan.
"Cepat atau lambat seiring berjalannya waktu PKB ya perlahan tapi pasti juga akan merapat," ucapnya.
"Saya melihat delapan parpol parlemen ini semuanya ada kemungkinan merapat ke Prabowo-Gibran. Tapi di titik ini saya berharap ada yang berada di luar pemerintahan, Apakah itu PKS, PDIP, apakah PKS dan PDIP plus PKB misalkan," sambungnya.
Di sisi lain Agung menyebut peluang PDIP bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran juga bisa ditentukan oleh sikap Puan. Ia menduga kemungkinan besar Ketua DPP PDIP Puan Maharani sudah bertemu dengan Gibran di Solo, Jawa Tengah.
Puan memang sempat mengunggah momen kunjungannya ke Masjid Sheikh Zayed, Solo melalui akun Instagram resminya.
Menurutnya, Puan merupakan petinggi PDIP yang paling bisa menerima terkait keputusan Jokowi menempatkan Gibran menjadi cawapres Prabowo.
Berada di luar pemerintahan, kata Agung sangat membutuhkan stamina politik yang cukup tinggi. Hal itu lantaran banyak sumber daya yang terbatas, baik ekonomi, politik, maupun perlindungan hukum.
"Celah PDIP untuk berkoalisi itu sekarang salah satunya ada di tangan Mbak Puan karena beliau bagaimanapun sebagai suksesornya Ibu Mega setelah tidak lagi menjadi ketua umum," kata Agung.
"Selama ini keluarga Solo dengan Puan itu setahu saya hubungannya bagus. Saya masih melihat ada kemungkinan PDIP merapat ke pemerintahan Prabowo-Gibran," imbuhnya.
Sementara itu, Asrinaldi memprediksi PDIP akan menjadi oposisi. Menurutnya, PDIP akan lebih terhormat berada di luar pemerintahan. Posisi itu akan membuat PDIP tetap eksis pada Pemilu 2029 mendatang.
Apalagi, PDIP masih menjadi partai politik dengan kursi terbanyak di DPR RI periode 2024-2029.
"Itu juga akan kuat dan tentu Gerindra juga ada berusaha membujuk PDIP. PDIP sangat strategis untuk menyeimbangkan kekuasaan Prabowo," ucapnya.
Asrinaldi berpendapat, kader-kader PDIP tak akan simpati jika partai berlambang kepala banteng itu memilih bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Di kubu Prabowo sendiri tidak nyaman kalau PDIP bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, sehingga kekuasaan itu juga sulit untuk dikontrol ketika ada partai besar masuk ke dalam pemerintahan. Sementara Gerindra sendiri partai yang tidak dominan di DPR dibandingkan PDIP," jelasnya.
(lna/fra)