Seorang sosiolog yang juga novelis dan dikenal sebagai wartawan senior Parakitri T Simbolon meninggal dunia, Minggu (24/3).
Hal tersebut pun dikonfirmasi wartawan senior Kompas, Hendry CH Bangun. Parakitri yang juga eks redaktur senior Kompas itu, katanya, meninggal pada Minggu sekitar pukul 19.42 WIB.
"Betul [Parakitri meninggal dunia]," kata Hendry yang juga anggota Dewan Pers periode 2019-2022 kepada CNNIndonesia.com.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mengatakan mendiang disemayamkam di Krematorium Rumah Duka Carolus pada hari ini, Senin (25/3).
Selain Sosiolog, Parakitri juga dikenal sebagai wartawan senior dan sastrawan. Selain aktif menulis kolom atau esai di harian Kompas, dia juga dikenal sebagai penulis cerpen dan novel. Selain itu dia pernah menjadi pengelola Pusat Informasi dan Litbang Kompas, dan pendiri penerbit Kepustakaan Populer Gramedia.
Terkait dunia jurnalistik, salah satu karyanya adalah buku Vademekum Wartawan. Mengutip laman KPG, Vademekum Wartawan semula merupakan bahan latihan berbentuk audio-visual untuk wartawan Kompas (1983-1985), yang sempat hilang dan kemudian ditemukan pada 1995 lalu dibukukan untuk umum.
Sebagai penulis kolom atau esai, dia dikenal dengan penulis cerpen, novel, hingga skenario film. Beberapa buku lain hasil karyanya di antaranya adalah Menjadi Indonesia, novel Kusni Kasdut, dan novel Ibu.
Untuk penulisan skenario film, buah karyanya dalam film Gadis Penakluk didaulat mendapat penghargaan Piala Citra Festival Film Indonesia tahun 1981.
Prakatiri juga menulis beberapa penelitian yang diterbitkan dalam bentuj artikel di Prisma, Desember 1977. Salah satunya, Di Balik Mitos Angkatan '66, kemudian dimuat dalam buku kumpulan artikel pilihan Prisma, yaitu Analisis Kekuatan Politik di Indonesia (LP3ES, 1985).