KLHK Buka Suara soal Harimau Jawa, Tindak Lanjuti dengan Ahli Genetika

CNN Indonesia
Selasa, 26 Mar 2024 22:38 WIB
KLHK buka suara soal dugaan temuan BRIN terkait DNA Harimau Jawa di Sukabumi, Jawa Barat.
KLHK buka suara soal dugaan temuan BRIN terkait DNA Harimau Jawa di Sukabumi, Jawa Barat. (dok. BRIN)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menilai temuan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terbaru menimbulkan dugaan bahwa Harimau Jawa yang dinyatakan punah itu ternyata masih ada.

Pasalnya, hasil penelitian Peneliti Pusat Riset Biosistematikan dan Evolusi BRIN Wirdateti menemukan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) Harimau Jawa di Sukabumi, Jawa Barat.

"Hasil publikasi riset DNA di atas, menimbulkan dugaan bahwa Harimau Jawa masih ada di alam," kata Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) KLHK Satyawan Pudyatmoko kepada CNNIndonesia.com, Selasa (26/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Satyawan mengatakan KLHK menghargai hasil penelitian BRIN. Pihaknya juga mengaku tengah melakukan berbagai upaya sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian tersebut.

KLHK juga akan memanggil para ahli genetika untuk melakukan uji laboratorium lanjutan.

"Akan mengundang para ahli (expert) genetika untuk memberikan saran dan pendapat tentang perlunya uji laboratorium lebih lanjut, misalnya perlunya menggunakan mitochondrial marker yang lebih beragam (Kvie et al., 2016) sebagai tindak lanjut uji phylogenetic yang sudah dilakukan sebelumnya," jelasnya.

KLHK juga akan mengumpulkan data dari kelompok-kelompok masyarakat yang memiliki infomasi terkait keberadaan Harimau Jawa.

Selain itu, Satyawan menyampaikan KLHK telah memasang kamera pemantau (camera trap) pada beberapa titik habitat untuk memantau secara intensif mengenai bukti lapangan. Namun, sejauh ini pihaknya belum menemukan bukti otentik Harimau Jawa.

"Kegiatan pemantauan sudah dilakukan oleh Balai Besar KSDA Jawa Barat sejak adanya dugaan keberadaan Harimau Jawa," ujar Satyawan.

"Namun sampai sekarang belum didapatkan bukti-bukti lapangan (fotografi) kehadiran Harimau Jawa," imbuhnya.

Satyawan menyebut The International Union for Conservation of Nature (IUCN) juga pernah menyatakan Trulek jawa (Vanellus macropterus) punah pada 1994. Trulek merupakan burung langka yang hanya terdapat (endemik) di Jawa.

Namun, kata dia, statusnya direvisi menjadi kritis pada 2000. Sebab, masih ada laporan-laporan tentang keberadaan jenis ini dari penduduk setempat, sehingga IUCN tidak menyebutnya sebagai jenis yang punah.

Sebelumnya, DNA atau meteri genetik Harimau Jawa ditemukan di Sukabumi pada 2019 padahal kucing besar ini diduga punah sejak 1980-an.

Tanda kehidupan Harimau jawa tersebut pertama kali ditemukan seorang warga yang berpapasan dengan hewan yang mirip harimau jawa.

Peneliti Pusat Riset Biosistematikan dan Evolusi BRIN Wirdateti mengatakan penelusurannya ini berawal dari sehelai rambut yang diduga milik harimau jawa yang ditemukan di pagar pembatas kebun warga di Desa Cipeundeuy, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.

"Rambut tersebut ditemukan oleh Kalih Reksasewu atas laporan Ripi Yanuar Fajar yang berpapasan dengan hewan mirip harimau jawa yang dikabarkan telah punah, pada malam hari 19 Agustus 2019," ujar Wirdateti, mengutip siaran pers BRIN, Senin (25/3).

Penelusuran Wirdateti dan kawan-kawan telah dipublikasikan dalam jurnal Onyx terbitan Cambridge University Press berjudul "Is the Javan tiger Panthera tigris sondaica extent? DNA analysis of a recent hair sample" pada 21 Maret 2024.

Berdasarkan hasil analisis DNA, Wirdateti dan tim menyampaikan bahwa sampel rambut tersebut merupakan spesies Panthera tigris sondaica atau Harimau Jawa. Spesies ini adalah kelompok yang sama dengan spesimen harimau jawa koleksi Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) pada 1930.

(yla/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER