Terpencil dari hiruk pikuk jalanan Serpong, Tangerang Selatan, Banten, berdiri sebuah yayasan pengajaran agama Islam khusus bagi penyandang disabilitas netra sejak sekitar 40 tahun lalu.
Pesantren itu bernama Raudlatul Makfufin atau Taman Tunanetra yang didirikan pada 26 November 1983.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lokasi pesantren ini terletak di tengah pemukiman yang jauh dari keramaian jalan raya Buaran, Serpong. Ternyata ada alasan mengapa lokasi yayasan terletak cukup tersembunyi.
Ketua Pesantren Raudlatul Makfufin, Wijaya (34), mengatakan bahwa lokasi pesantren yang cukup terpencil itu untuk kebaikan pegiat di sana yang merupakan penyandang disabilitas netra. Pasalnya, tunanetra memiliki sensitivitas dan mengandalkan 'suara' dalam melakukan kegiatan sehari-hari.
"Iya jadi memang tempat kita agak jauh dari jalan raya. Jadi gini, kita itu untuk melakukan kegiatan mengandalkan suara. Jadi memang sensitivitas terhadap suara itu tinggi. Memang bagusnya kita ada di tempat yang jauh dari kebisingan," kata Wijaya saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Senin (25/3) petang.
![]() |
Gedung pesantren itu memiliki sejumlah penunjang dari mulai ruang kelas 1 SD hingga 3 SMA, ruang ekstrakurikuler, hingga ruang pelatihan lainnya.
Pesantren itu memiliki slogan, 'Tiada Mata Tak Hilang Cahaya yang berarti tanpa indera penglihatan mata, masih ada cahaya melalui batin. Tulisan slogan itu pun terpasang di sejumlah sudut bangunan.
"Walaupun kita Tunanetra tapi kita tetap memiliki cahaya ilmu. Jadi kita dapat tetap berada di jalan yang lurus sesuai dengan koridor ilahiyah. Jadi kita tetap mendapat petunjuk Allah SWT," kata Wijaya.
"Jadi tidak ada pengecualian dalam menuntut ilmu, baik disabilitas maupun nondisabilitas, kewajiban untuk menuntut ilmu itu tetap ada. Tapi karena kita tidak bisa melihat, cahaya itu masuk melalui mata batin kita," imbuhnya.
Memasuki waktu asar, Wijaya pun memimpin salat berjemaah berasma para santri. Setelah itu, dia mengisi kajian terhadap para santri di sana.
![]() |
Dalam lanjutan perbincangan dengan CNNIndonesia.com, Wijaya menunjukkan Alquran Braille. Dia menyebut Alquran itu dicetak pula oleh Yayasan Raudlatul Makfufin. Alquran Braille itu memiliki kover biru dongker dan di dalamnya adalah kertas putih yang bermuatan huruf-huruf hijaiyah braille.
Berdasarkan pengamatan, tak seperti membaca Al-Quran biasanya yang dari kanan ke kiri karena mengikuti pola tulisan Arab. Alquran Braile justru cara membacanya dari kiri ke kanan.
"Dulu pernah dicoba dari kanan ke kiri seperti Alquran biasa, tapi kurang enak karena sensitivitas jari bagi tunanetra itu lebih mudah dari kiri ke kanan," ujar Wijaya menjawab pertanyaan.
Dia menerangkan Yayasan Raudlatul Makfufin saat ini sedang menaungi 28 peserta didik yang terdiri dari 13 laki-laki dan 15 perempuan, rentang usia 8-29 tahun. Peserta didik juga berasal dari berbagai daerah di Indonesia, terutama Jabodetabek.
Berdasarkan pantauan di lokasi, Peserta didik mengikuti ceramah, murojaah Alquran, buka puasa bersama, tarawih bersama dengan senang hati tanpa nampak wajah terpaksa sedikit pun. Mereka mengikuti kegiatan Ramadan bersama dengan riang gembira.
Wijaya mengatakan selama Ramadan tahun ini memang tidak ada kegiatan khusus yang dipersiapkan. Mereka tetap melakukan kegiatan seperti hari-hari biasanya. Mereka hanya diminta untuk perbanyak membaca Alquran Braille yang yayasan cetak sendiri.
![]() |
Secara umum satu buku Alquran Braille hanya memuat 1 juz saja, sementara Alquran Braille yang dicetak yayasan sudah memuat 3 Juz Alquran. Ketua Yayasan Raudlatul Makfufin, Ade Ismail, mengatakan itu merupakan bentuk inovasi pihaknya.
Ade mengatakan Alquran berkonsep 3 in1 ini juga dikirim ke seluruh Indonesia sesuai permintaan dari teman-teman Tunanetra di berbagai daerah.
"Kita saat ini sedang mencetak 300 set Alquran yang akan disebarkan ke seluruh Indonesia. Jumlahnya beragam tergantung permintaan," jelas Ade.
Dia mengatakan, pihaknya hendak memperluas syiar Islam melalui tersebarnya Alquran Braille bagi teman-teman tunanetra di seluruh Indonesia.
"Kami sudah membuka banyak informasi bagi teman-teman Tunanetra yang membutuhkan Alquran Braille kami selalu menginformasikan melalui media sosial. Mereka bisa langsung menghubungi kami," ungkap Ade.