Menurut Agung Baskoro, maju atau tidaknya Anies di Pilkada masih dinamis. Dia menilai akan disayangkan bagi dirinya maupun partai politik yang selama ini lekat dirinya bila tak maju Pilgub.
Meskipun sudah ada pernyataan dari Syaikhu, Agung mengatakan keputusan PKS selalu diambil lewat Majelis Syuro. Selain itu, Anies dinilai memiliki relasi baik dengan PKS.
Agung berpandangan akan mubazir apabila PKS tak mengusung Anies di Pilkada Jakarta saat mereka sendiri belum memiliki figur yang kuat untuk episentrum politik Indonesia itu.
Hal serupa juga Agung nilai berlaku untuk NasDem dan PKB.
Apalagi jika tokoh yang akan dilawan di Pilgub nanti memiliki elektabilitas dan pengaruh yang tinggi pula, seperti salah satunya politikus Golkar yang juga Eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.
"Justru downgrade kalau Anies enggak punya panggung depan politik. Padahal siapapun yang jadi Gubernur DKJ, 'otomatis' mengantongi tiket capres 2029 dan presiden 2029. Minimalnya," kata dia yang juga Direktur Trias Politika Strategis tersebut.
Hal itu, kata Agung, dibuktikan dengan Jokowi yang menjadi presiden Indonesia periode 2014-2019 dan 2019-2024 usai sempat menjadi Gubernur DKI Jakarta dan Anies menjadi calon presiden 2024-2029 setelah menuntaskan masa jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Adapun Agung menilai opsi Anies berkemungkinan maju Pilkada hanya di Jakarta. Ia belum melihat opsi kemungkinan Anies maju di daerah lain.
Selain pilihan maju Pilkada, Agung mengatakan pilihan lain yang terbuka untuk Anies adalah mendirikan partai politik baru. Hal itu bertalian dengan raihan suara Anies sebagai capres dalam Pilpres 2024 yang dinilainya tinggi.
Sehingga, kata Agung, narasi perubahan yang didengungkan memiliki arahan yang jelas apabila NasDem, PKB, bahkan PKS merapat ke pemerintahan Prabowo-Gibran.
"Mungkin saja (mendirikan partai baru). Asal mampu mengorkestrasi pendukungnya dengan kemampuan logistik yang memadai. Karena magnet figur saja belum cukup," terang Agung
Agung menilai salah satu ceruk pemilih partai politik baru yang didirikan Anies ialah basis massa pendukung narasi perubahan yang digaungkan di Pilpres 2024.
"Seandainya Nasdem, PKB, dan PKS masuk kabinet, ceruk pemilihnya salah satunya dari basis massa pengusung," tutur Agung.
Menurut Agung, kans Anies mendirikan partai baru turut bertalian dengan narasi perubahan yang berulang kali disebut akan dikawal.
"Namun tetap lebih besar kemungkinan Anies maju Pilkada ketimbang buat partai baru," kata Agung.