Yayasan Kesejahteraan Sosial (YKS) yang menaungi SMK Lingga Kencana Depok mengklaim kegiatan perpisahan ke Ciater Subang yang diikuti rombongan siswa dan berujung mengalami kecelakaan maut telah disetujui oleh pihak siswa, orang tua, hingga guru.
Bagian Informasi Yayasan Kesejahteraan Sosial, Dian Nurfarida mengatakan kegiatan perpisahan itu merupakan kegiatan tahunan sekolah.
Awak media pun bertanya apakah kegiatan itu wajib untuk diikuti. Dian pun menjawab kegiatan itu sudah melalui kesepakatan antara siswa dan guru. Dian kembali menegaskan bahwa kegiatan perpisahan ke luar kota pun telah disetujui sejumlah pihak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi sebenarnya yang kami lakukan itu kesepakatan antara orang tua, murid dan guru," ujar Dian dalam konferensi pers di SMK Lingga Kencana, Depok, Minggu (12/5).
Dian mengungkap alasan pemilihan Bandung sebagai lokasi acara itu lantaran sudah menjadi sebuah kesepakatan.
"Kenapa pilih ke Bandung? Jadi tempat itu sudah disepakati sebelumnya antara wali murid dan orang tua. Kami sudah rapat beberapa kali rapat untuk menentukan tempat. Jadi tempat itu tidak sekonyong-konyong atau tiba-tiba ditentukan," jelas dia.
Ia pub mengklaim telah ada rapat yang digelar pihak sekolah dengan orang tua siswa terkait acara ini.
"Begitu kenaikan kelas, sebulan sebelumnya dilakukan rapat," imbuh dia.
Kecelakaan bus rombongan SMK Lingga Kencana terjadi di Jalan Raya Kampung Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat pada Sabtu (11/5) malam.
Adapun para korban tewas terdiri dari 9 orang siswa SMK Lingga Kencana, Depok, Jawa Barat, 1 orang guru dan 1 orang warga sekitar kejadian.