SUARA ARUS BAWAH

Suara Warga DKI soal Jukir Liar: Pernah Digetok Harga tapi Bikin Aman

CNN Indonesia
Kamis, 16 Mei 2024 14:50 WIB
Ragam pendapat disampaikan warga Jakarta merespons penertiban juru parkir liar. Namun, hampir semua merasa terbantu jasa juru parkir liar.
Suasana lahan parkir di salah satu minimarket di Jakarta. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar)

CNNIndonesia.com memantau sejumlah minimarket di Jakarta di tengah operasi penertiban juru parkir liar. Dari tujuh minimarket yang telah dikunjungi, tiga di antaranya masih dijaga jukir.

Pada salah satu minimarket yang identik dengan warna biru dan merah di wilayah Pondok Bambu, Jakarta Timur terlihat belasan orang pengendara motor dan mobil sibuk lalu lalang keluar masuk parkiran.

Meski terlihat semrawut, namun hal tersebut tidak menjadi masalah terhadap lalu lintas di sekitarnya. Hal ini karena ada kehadiran juru parkir bernama Yudi--bukan nama asli--yang terlihat bekerja dengan berdedikasi dalam menjaga lahan parkir minimarket tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan menggunakan topi cokelat, baju merah hitam, dengan kacamata hitam serta tas selempang, Yudi tidak henti-henti mengatur keluar masuk kendaraan dari parkiran minimarket.

Saat tak ada kendaraan masuk atau keluar dari lahan parkir minimarket itu, Yudi melepas penat sejenak di sebuah bangku kayu di sana.

Saat ditemui, Yudi merasa bahwa masyarakat umum harus lebih memahami mengenai konsep keberadaan juru parkir. Masyarakat perlu paham terkait dengan konsep keamanan yang diterapkan.

Meskipun terdapat pro dan kontra mengenai keberadaan jukir, namun setiap daerah memiliki kebutuhan yang berbeda. Ada banyak masyarakat yang membutuhkan kehadiran jukir untuk menjaga keamanan kendaraan terutama di daerah yang rawan pelaku kriminal.

"Sekarang jukir yang mana nih, jukir itu kan ada beberapa kan ada yang dari ormas ada yang dari dishub dan ada yang dari keamanan setempat. Kalau saya kan dari keamanan RW, secara umum memang minimarket tidak ada jukir tapi masyarakat sini perlu jadi saya ke sini," katanya.

Juru parkir bernama Yudi, bukan nama asli, yang bekerja dengan penuh semangat dan dedikasi.Seorang juru parkir yang bernama Yudi saat ditemui di depan minimarket di Jakarta Timur. (CNN Indonesia/ Cesar Sanabil)

Selama Yudi bertugas sebagai juru parkir, dia mengaku tidak pernah memaksa pengunjung untuk membayar dengan nominal tertentu. Apabila pengunjung ingin memberikan uang dipersilakan, namun bila tidak juga tidak ada paksaan sedikitpun.

"Saya kan jaga di minimarket dikasih Alhamdullilah enggak dikasih juga enggak masalah. Jadi enggak ada paksaan gitu kan. Karena ga ada paksaan juga orang berpikir ya tidak tertekan karena sukarela kan. Kecuali ada jukir yang memaksa, saya juga enggak setuju," lanjutnya.

Yudi juga merasa kesal dengan kehadiran oknum jukir yang memeras pengunjung dengan nominal yang tidak masuk akal. Menurutnya, oknum tersebut membuat citra dari jukir sendiri menjadi tercoreng. Ini bisa menjadi masalah besar kedepannya, karena sebenarnya jukir memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat.

"Kemaren yang di Istiqlal minta Rp150.000 itu juga ga bener ya bikin kehadiran juru parkir jadi istilahnya aji mumpung aja. Sama kayak di tempat lain ada juga yang minta Rp50.000 itu kan enggak bener, padahal kan intinya kita cuman jaga keamanan secara sukarela aja," jelas Yudi.

Pada kesempatan berbeda, seorang juru parkir di sebuah minimarket di daerah Tebet, Jakarta Selatan mengaku tidak memiliki mata pencaharian lain selain dari pekerjaannya saat ini. Pria yang mengaku bernama Tono itu mengatakan menjaga tempat parkir itu adalah jalannya mencari nafkah untuk kebutuhan anak dan istri selama empat bulan terakhir.

"Saya juga kerjaan nggak ada yang lain. Buat keluarga anak yang sekolah, terus buat istri, buat masak nasi," kata Tono.

Tono (56) bukan nama sebenarnya, mengaku saat ini dirinya tidak memiliki mata pencaharian lain selain dari pekerjaannya sebagai juru parkir.Tono seorang juru parkir di sebuah minimarket di Tebet, Jakarta Selatan. (CNN Indonesia/ Cesar Sanabil)

Ia juga menolak keras rencana penertiban terhadap juru parkir di minimarket, yang baru diketahuinya pada hari itu juga. Menurutnya, penertiban ini sangat merugikan dirinya yang sedang kesusahan mencari pekerjaan dan harus tetap menghidupi keluarganya

"Iya, saya nggak setuju karena kerjaan lagi sulit. Jadi ini membuka lapangan pekerjaan," ujarnya.

Tono juga menjelaskan bahwa dirinya juga telah meminta izin terlebih dahulu kepada pihak minimarket, dan juga berbagi sif dengan juru parkir lainnya. Sehingga penertiban ini dinilainya tidak diperlukan dan sebaiknya diurungkan.

(rts, csp/kid)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER