Walkot Sambut Kehadiran Petasol, Pengganti Bio Solar di Semarang

Pemkot Semarang | CNN Indonesia
Selasa, 04 Jun 2024 18:55 WIB
Wali Kota Hevearita Gunaryanti Rahayu merilis hasil penelitian BRIN yang akan diterapkan di Kota Semarang, yaitu BBM setara bio solar bernama Petasol, baru-baru ini. (Foto: Arsip Pemkot Semarang)
Jakarta, CNN Indonesia --

Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menyatakan menyambut inovasi Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) berupa Petasol. yakni bahan bakar minyak (BBM) setara bio solar yang berasal dari sampah plastik.

Apresiasi itu disampaikan pada kegiatan perilisan hasil penelitian BRIN di Balai Kota Semarang, beberapa waktu lalu. Petasol diolah menggunakan teknologi Faspol 5.0, yang merupakan inovasi mesin fast pyrolosis sebagai wujud kerja sama BRIN dengan Bank Sampah Banjarnegara.

Mbak Ita, panggilan Hevearita, mengatakan bahwa Petasol yang berguna untuk mengurangi sampah plastik akan dimanfaatkan di sektor pertanian, serta sebagai bahan bakar kapal-kapal nelayan di Semarang. Kehadiran Petasol itupun sejalan dengan keinginannya mewujudkan Semarang bebas sampah melalui bank sampah.

"Itu BBM-nya bisa langsung dimanfaatkan petani untuk traktor, mesin pemotong rumput. Minimal bisa mengurangi biaya, sehingga masyarakat khususnya petani dan nelayan bisa sejahtera," kata Mbak Ita.

Ke depannya, Mbak Ita mendorong agar masyarakat memilah dan memilih sampah di rumah masing-masing. Jika sampah basah bisa dimanfaatkan untuk pupuk organik maupun eco enzym, maka sampah plastik dapat diolah jadi Petasol.

Peneliti Ahli Utama BRIN Organisasi Energi dan Manufaktur, Tri Martini Patria menyatakan, Petasol dapat diterapkan di Semarang yang memiliki wilayah pesisir dan pegunungan, yang membuat siklus sampah berputar cepat dari pegunungan ke sungai, lalu ke laut.

Tri menjelaskan, sampah-sampah plastik itu diolah dengan sistem pembakaran yang minim emisi. Pengolahan Petasol itu memiliki klasifikasi berupa sampah plastik residu yang biasanya terbawa aliran air, sungai, sentra produksi padi seperti bungkus plastik kresek atau plastik sachet.

"Ini yang ingin sekali Pemerintah Kota Semarang atasi dan fokuskan, yaitu untuk mengubah limbah menjadi energi berupa bahan bakar minyak," kata Tri.

Sebelumnya, BRIN telah melakukan riset di wilayah Mangkang Wetan, Kecamatan Tugu. Tri mengungkapkan, di pinggir pantai itu ada banyak sampah plastik yang kemudian diolah jadi Petasol.

"Mudah mudahan bisa direplikasi, utamanya penggunaan bahan bakar untuk mesin diesel. Seperti petani menggerakkan hand traktor, menggerakkan combine hardvester, menggerakan mesin pemotong rumput yang membutuhkan bahan bakar setara solar," kata Tri.

Dengan mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar setara solar, petani dan nelayan dipastikan akan mendapat manfaat.

"Seperti kata Bu Wali Kota. Tidak perlu menyediakan barcode untuk beli solar di SPBU, tapi bisa memanfaatkan apa yang ada di sekitarnya. Ini konsep ekonomi circular yang kita ciptakan," ujar Tri.

Inisiator Bank Sampah Banjarnegara, Budi Trisno Aji menambahkan bahwa dari pengolahan 50 kg sampah plastik jadi 50 liter BBM Petasol, kini Bank Sampah Banjarnegara sudah mampu menghasilkan 400 luter Petasol dari 400 kg sampah per hari.

Saat ini, teknologi Faspol 5.0 telah digunakan di bank sampah di Kecamatan Wanadadi, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah.

"Petasol yang kita hasilkan dari sampah plastik itu digunakan masyarakat sekitar, petani untuk gilingan padi, traktor dan yang lain itu lewat komunitas bank sampah," kata Budi.

(rea/rir)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK