Pemerintah Indonesia bersiap mengirimkan Pasukan Perdamaian ke Jalur Gaza, Palestina. Namun pemerintah masih menunggu keputusan dari Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).
Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menyebut pasukan perdamaian yang membantu rakyat Palestina dari aksi genosida Israel itu dinamai Brigade Komposit yang terdiri dari Batalyon Support, Batalyon Kesehatan, Batalyon Zeni, dan Batalyon Perbekalan.
"Brigade Komposit itu jumlahnya 1.212 (personel)," kata Agus di kata Agus di Kompleks MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (6/6).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menjelaskan Batalyon Kesehatan memiliki kemampuan perawatan medis. Kemudian Batalyon Zeni memiliki kemampun terkait konstruksi, Batalyon Perbekalan mampu membuat dapur umum. Serta Batalyon Support disiapkan untuk membantu pengamanan bagi personel-personel yang bertugas di Gaza.
Selain itu, TNI juga menyiapkan dua kapal rumah sakit dalam misi perdamaian tersebut, yaitu KRI Rajiman dan KRI Suharso.
"Itu bisa merawat di dalam kapal, dan juga ada unit darurat bisa operasi kelas satu, ada x-ray dan ada UGD," kata Agus.
Sebelum itu, Indonesia pun sudah pernah berperan dalam misi pemeliharaan perdamaian PBB. Sejak 1957 hingga sekarang, Indonesia telah mengirimkan cukup banyak pasukan, baik itu TNI/Polri hingga masyarakat sipil ke PBB di berbagai negara.
Mengutip keterangan dari laman Sekretariat Kabinet RI, pada 1957 silam, Indonesia telah memberangkatkan 599 personel infanteri yang tergabung dalam misi Kontingen Garuda (Konga) I yang ditugaskan di Sinai, Mesir.
Indonesia juga tercatat pernah mengirimkan personel polisi sejak tahun 1989 melalui misi United Nations Transition Assistance Group (UNTAG). Selain itu, Indonesia juga pernah mengirimkan dua kontingen Formed Police Unit ke Darfur Sudan sejak tahun 2008, serta kontingen ke Minusca, Republik Afrika Tengah sejak Mei 2019).
Secara reguler, Polri juga mengirimkan personelnya secara perorangan dengan skema Individual Police Officers (IPOs) ke misi pemeliharaan perdamaian PBB. Hingga saat ini, tercatat 794 IPOs Indonesia telah ditempatkan di berbagai MPP PBB di seluruh dunia.
Selanjutnya, berdasarkan data PBB sampai Oktober 2020, Indonesia telah mengirim sebanyak 2.828 personel, termasuk 163 di antaranya perempuan. Jumlah personel ini menempatkan Indonesia dalam posisi ke-10 negara terbanyak yang mengirimkan personel dalam TPCCS.
Pun pada Maret 2023 lalu sebanyak 1.090 prajurit diberangkatkan dalam misi PBB di Lebanon. Dengan rentetan itu, Indonesia telah mendapatkan penghargaan dan pengakuan dari berbagai pihak terkait keterlibatan pada misi pemeliharaan dan perdamaian PBB itu.
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto sebelumnya bersikeras untuk mengirim pasukan perdamaian ke Palestina. Prabowo menyampaikan hal tersebut saat menghadiri acara Opening Reception IISS Shangri-La Dialogue Edisi ke-21 yang digelar di Hotel Shangri-La, Singapura.
Pada kesempatan itu, Prabowo disebut turut menyerukan agar investigasi secara komprehensif terhadap apa yang terjadi di Rafah, Gaza selatan bisa segera dilakukan.