Buntut polemik pencopotan Budi sebagai Dekan FK itu, perwakilan guru besar dan pengajar FK melakukan pertemuan dengan Rektor UNAIR M. Nasih pada Jumat (5/7).
Salah satu perwakilan Yan Efrata Sembiring menyampaikan beberapa tuntutan. Salah satunya menuntut agar Budi dikembalikan menjadi dekan karena menilai pencopotannyai tak sesuai dengan Statuta UNAIR.
"Semua mempunyai tujuan menyampaikan aspirasi keinginan yaitu untuk mengembalikan Prof BUS (Budi Santoso) sebagai Dekan FK Unair," ucapnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yan mengaku dialog berjalan kondusif dan hangat. Ia menyebut Nasih menerima tuntutan itu dan akan mempertimbangkan ulang pencopotan Budi.
Meski demikian, belum ada keputusan yang diambil dalam dialog kemarin. Rektor, kata dia, masih akan membicarakan masalah ini dengan majelis wali amanat serta senat.
"Respons dari rektor dan jajaran, beliau akan membuka lagi dialog, artinya akan ada pertimbangan-pertimbangan yang akan diambil," ujarnya.
Guru besar hingga dosen di FK Unair Surabaya mengancam akan mogok mengajar.
Ahli bedah saraf UNAIR Profesor Abdul Hafid Bajamal mengatakan, keputusan rektor mencopot Budi sebagai Dekan FK UNAIR tak berdasar. Sebab, Budi Santoso tak sedang sakit atau tersangkut kasus hukum yang membuatnya bisa diberhentikan.
Bajamal mengkritik pimpinan UNAIR yang menjadikan FK bak katak dalam tempurung. Dengan adanya kasus ini, ia ingin sejawat di FK Unair berani berbicara menyampaikan pendapat dan tegas bersikap.
Selain mengancam mogok mengajar, ratusan civitas akademika FK UNAIR menggelar aksi solidaritas menyikapi pemecatan Budi pada Kamis (4/7).
Aksi itu dihadiri oleh para guru besar, sejawat dokter, pengajar, alumni, hingga mahasiswa aktif FK UNAIR.
Gedung FK Kampus A UNAIR juga kebanjiran karangan bunga berisi dukungan untuk Budi. Pada Kamis (4/7) kemarin, setidaknya lebih dari 30 rangkaian bunga terpasang di depan gedung FK. Mantan Rektor UNAIR 2001-2006 dr Puruhito turut hadir dalam aksi tersebut.
"Di sini saya berdiri sebagai warga FK UNAIR, selain juga sebagai mantan rektor. Saya hari ini sangat berduka cita mendengar apa yang telah diputuskan Rektor Unair terhadap dekan kita Profesor Bus (Budi Santoso)," kata Puruhito saat orasi.
(mnf/asr)