Gus Ipul: PKB Ada Komunikasi ke PBNU Said Aqil, Era Gus Yahya Ditabrak

Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengaku heran Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin kerap membuka komunikasi dengan PBNU ketika dipimpin oleh Said Aqil Siraj.

Gus Ipul menilai sikap tersebut berubah ketika PBNU dipimpin oleh Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya. Menurutnya, Cak Imin selalu menabrak PBNU era Gus Yahya.

Lihat Juga : PBNU Bantah Gembosi PKB: Banyak Kader NU di Sana

"Tapi komunikasinya menurut saya waktu itu dengan Kiai Said ada. Ini kan [era Gus Yahya] enggak. Ini malah ditabrak-tabrak terus PBNU. Tabrak-tabrak, Kamu liat lah Itu statementnya, ada kronologinya," kata Gus Ipul di Kantor PBNU, Jakarta, Rabu (7/8).

Said Aqil menjabat sebagai Ketum PBNU sejak 2010 sampai 2020 lalu. Posisinya digantikan oleh Gus Yahya pada Muktamar Lampung 2021.

Gus Ipul menyebut sampai hari ini komunikasi Cak Imin dengan Gus Yahya belum pernah terjadi pasca Muktamar NU di Lampung akhir 2021 lalu.

"Enggak pernah ada konsultasi. Enggak pernah ada komunikasi," ujarnya.

Lihat Juga : Kakak Cak Imin soal PKB vs PBNU: Kau yang Memulai Kau yang Mengakhiri

Gus Ipul sempat meminta ke PKB untuk saling berdiskusi dan meminta nasihat ke PBNU. Terlebih, PBNU memiliki andil mendirikan PKB pada 1998 lalu. Namun, permintaan itu tak pernah berwujud sampai saat ini.

Ia juga menilai PBNU selama ini tak pernah ikut campur tangan ke PKB. Namun, ia mengatakan PBNU kini sedang berupaya meluruskan sejarah PKB.

"Datang yang ke lebih tua, Rois Aam itu kan apapun sepuh, ulama, pemimpinnya, datanglah minta nasihat, enggak pernah juga. Terus apa? Emang PKB didirikan sendiri? Gawe dewe? bukan. Ini didirikan oleh PBNU," ujarnya.

Foto: Basith Subastian/CNNIndonesia Infografis Jejak Seteru Elite PKB & PBNU

Lihat Juga : Sejarah Terbentuknya PKB: Dibidani Para Kiai dan Pengurus PBNU

Perseteruan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) makin memanas usai kedua pihak saling lempar pernyataan ke publik.

PBNU pun membentuk Tim khusus untuk mengkaji ulang hubungan PBNU dan PKB. Gus Yahya mengibaratkan NU adalah pabrik mobil dan PKB adalah mobil hasil produksi yang cacat sistemnya.

"Kemarin kan ada perusahaan memproduksi mobil. Sudah dilempar ke pasar, sudah laku. Ternyata ada kesalahan sistem di mobilnya. [Maka] ditarik kembali produknya untuk diperbaiki sistemnya," kata Gus Yahya, dikutip dari keterangan resmi PBNU pada Sabtu (3/8).