ANALISIS

Airlangga Mundur dan Bom Waktu Perpecahan Golkar

CNN Indonesia
Senin, 12 Agu 2024 09:25 WIB
Airlangga mendadak mengundurkan diri dari kursi Ketum Partai Golkar terhitung Sabtu 10 Agustus. Keputusan ini memunculkan spekulasi tentang masa depan Golkar.
Pengamat politik menilai ada kekuatan besar yang mendesak Airlangga melepas jabatan Ketum Golkar. (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)

Adi berpendapat mundurnya Airlangga sebagai Ketum Golkar juga menegaskan bahwa adanya kekuatan luar biasa yang menjadi pendorong besar Menko Perekonomian itu membuat keputusan tersebut.

"Karena apapun judulnya Pak Airlangga sebagai ketua umum Golkar dan menteri ekonomi tentu cukup kuat," ujarnya.

"Tapi kalau tiba tiba ada yang membuat Pak Airlangga itu mundur, pasti ada sesuatu yang kemudian membuat Pak Airlangga itu kelihatan mengundurkan diri dalam situasi yang sebenarnya tidak terlampau baik baik saja. Saya kira di situ konteksnya ya," imbuhnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Adi meyakini kekuatan dari luar itu merupakan politik tingkat tinggi. Sebab, dapat mempercepat munaslub Golkar dengan mulus.

Adi menjelaskan kemunduran Airlangga ini bisa menjadi alasan munaslub dipercepat dan seakan-akan alami.

"Kalau Munas Golkar itu on schedule pada bulan Desember, dan tiba tiba ada yang mendesak Munaslub, tentu ada tuduhan ada intervensi untuk menggulingkan Airlangga secara terpaksa," katanya.

"Tapi kalau kemudian tiba tiba Airlangga Hartarto itu mundur di tengah jalan, ini tentu ada bacaan di mana Munaslub itu secara alamiah harus segera dilakukan sebelum di bulan Desember," lanjutnya.

Terlepas dari motifnya dan siapa orangnya yang membuat Pak Airlangga mundur, Adi menilai sosok itu memiliki kekuatan besar.

"Karena kalau Pak Airlangga itu mundur ini menjadi alasan Munaslub dipercepat dan tidak ada Kesan bahwa Munaslub itu diintervensi oleh siapa pun. Ini yang menurut saya, saya menyebutnya sebagai politik tingkat tinggi dan politik tingkat dewa," tuturnya.

"Artinya variabel variabel yang membuat Pak Airlangga mundur itulah yang membuat Munaslub dalam terkesan alamiah, tidak diintervensi oleh siapa pun," imbuhnya.

Adi berpendapat pergantian Ketum Golkar tidak akan menjadi tantangan yang sangat besar. Pasalnya, situasi seperti ini bukan yang pertama terjadi di Golkar.

"Kalau melihat kecenderungan secara umum, ketua umum Golkar itu selalu lahir dari situasi yang tidak normal. Ketum Golkar sebelum Airlangga, Pak Setya Novanto itu jadi Ketum Golkar di tengah konflik internal Golkar saat itu, kalau tidak salah konflik internal antara kubu Aburizal Bakrie dengan Agung Laksono," ujarnya.

"Termasuk misalnya pak Airlangga jadi Ketum Golkar itu juga kan di dalam kondisi di mana Ketum Golkar Setya Novanto itu berhadapan dengan kasus hukum," imbuhnya.

Adi menyebut Golkar memiliki banyak kader yang potensial menggantikan Airlangga, seperti nama-nama yang beredar sekarang; Agus Gumiwan, Bahlil, Bambang Soesatyo hingga Ahmad Doli Kurnia.

Menurut Adi, yang patut menjadi sorotan itu jika nantinya Ketum yang terpilih berasal dari eksternal Golkar.

"Pasti ada tuduhan ambil alih Golkar dari eksternal," katanya.

(yla/fra)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER