OSO Kembali Terpilih Jadi Ketum Hanura, Ikut Singgung Reshuffle Jokowi

CNN Indonesia
Senin, 19 Agu 2024 14:54 WIB
Oesman Sapta Odang (OSO) kembali terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Hanura periode 2024-2029.
Oesman Sapta Odang kembali jadi Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura). (CNN Indonesia/ Kadafi)
Denpasar, CNN Indonesia --

Oesman Sapta Odang (OSO) kembali terpilih secara aklamasi menjadi Ketua Umum Partai Hanura periode 2024-2029 dalam Munas IV Partai di Kuta, Kabupaten Badung, Bali, Senin (19/8).

OSO dipilih berdasarkan kesepakatan dari seluruh pihak yang hadir dalam munas yang terdiri dari anggota DPC, DPD seluruh Indonesia dan DPP.

"Saya juga enggak ngerti (kenapa terpilih lagi). Pokoknya apa permintaan yang mereka lakukan bukan sekedar, iya itulah demokrasi," kata OSO.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

OSO beserta jajarannya akan membahas beberapa agenda dan program kerja krusial di Partai Hanura. Di antaranya memenangkan Pilkada 2024 hingga keputusan untuk bergabung atau tidak ke dalam koalisi pemerintahan baru Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

"Habis ini setelah ditutup, kita bicarakan khusus soal Pilkada apakah kita jadi bupati, atau wakil atau walikota atau wakil atau gubernur atau wakil. Juga untuk koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran," ujarnya.

Partai Hanura telah memberikan dukungan kepada 11 pasangan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) di Pilkada serentak di 2024.

"Kita telah memberikan dukungan kepada 11 pasangan calon gubernur dan wakil gubernur, kita telah memberikan dukungan kepada 245 pasangan bupati dan wakil bupati, serta pasangan wali kota dan wakil wali kota" kata OSO.

Munas Partai Hanura ini juga akan menentukan dukungan di Pilkada DKI Jakarta dan juga di Pilkada Sumatera Utara (Sumut) 2024.

"Ini bukan soal ada kursi atau tidak ada kursi sebuah partai tidak ada kursi pun dia punya masa," ujarnya.

Singgung reshuffle Jokowi

Lebih lanjut, OSO ikut merespons reshuffle kabinet Jokowi hari ini. Menurut dia, para menteri di Kabinet Indonesia Maju seharusnya sudah lama diganti. Pasalnya menurut dia, reshuffle kabinet di ujung akhir jabatan tak akan berdampak banyak.

"Kalau saya lihat itu sebetulnya harus yang sudah lama diganti, sudah lama harus ditentukan dan saya pikir sah-sah saja. Tapi cuman kan waktunya tinggal sedikit, apa yang bisa dibikin dengan sedikit (waktu) itu, iya kita serahkan, kita lihat, karena ini realitanya begitu," kata OSO.

Ia menerangkan, seharusnya Jokowi bisa melakukan reshuffle sejak ditunjuknya pemenang Pilpres 2024.

"Iya, sebetulnya setelah pemilihan itu kalau mau ganti setelah ditunjuknya pemenang itu, mestinya kalau mau diganti pada saat itu. Tapi kalau sekarang mau diganti itu haknya juga.

(kdf/dal)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER