Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar alias Cak Imin meminta Menteri Hukum dan HAM Supratman Andi Agtas menaati aturan yang berlaku terkait kepengurusan partai politik.
Hal tersebut dia sampaikan merespons munculnya wacana Muktamar Luar Biasa PKB yang dilontarkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya yakin pemerintah akan konsisten dengan konstitusi, rujukannya Undang-Undang Pemilu, sehingga tidak boleh main-main. Kalau main-main yang hancur negara, pemerintahan," kata Muhaimin kepada wartawan di DPR, Senin (19/8).
Di sisi lain, dia menegaskan antara PKB dan PBNU merupakan dua organisasi yang berbeda. Ia mengibaratkan PKB sebagai partai bagi kalangan Nahdliyin dan bukan partai milik PBNU.
"Sehingga tidak ada kewenangan untuk cawe-cawe apalagi kewenangan membegal. Kita merujuk pada konstitusi dan UU Parpol dan UU Ormas," tuturnya.
"Kewenangan tertinggi ada di Muktamar dan Muktamar mewakili daerah-daerah, sehingga konstituen terwakili. Itulah yang namanya demokrasi partai politik," imbuhnya.
Sementara itu, Supratman Andi Agtas mengklaim semua partai politik di Indonesia saat ini tak ada dualisme dan sedang baik-baik saja.
Meski begitu, ia memaklumi internal partai kerap kali ribut menjelang forum munas atau kongres. Hanya saja, ia menegaskan Kemenkumham akan berlaku adil sesuai peraturan yang berlaku ketika menangani persoalan dualisme partai politik nantinya.
"Nanti kita akan lihat, Kemenkumham akan objektif melihat itu," kata dia.
Sebelumnya Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menyebut sejumlah kiai mengusulkan agar pihaknya melakukan muktamar luar biasa.
Ia mengklaim usulan itu dilontarkan saat ratusan kiai, baik struktural maupun pengasuh pesantren berkumpul di Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, Senin (12/8) sore.
Usulan itu muncul karena para kiai ingin PBNU melakukan upaya perbaikan dan pembenahan PKB yang saat ini dipimpin oleh Muhaimin Iskandar atau Cak Imin.
"(Muktamar luar biasa) Terkait apa? Terkait PKB? Enggak ada. Ya ada suara dikit-dikit lah," kata Gus Yahya, di Pesantren Miftachussunnah, Kedung Tarukan, Pacar Keling, Tambaksari, Surabaya, Selasa (13/8).
(tfq/pmg)