Cerita Vio 3 Hari Hilang di Gunung Slamet, Sempat Ikut Arah Burung

CNN Indonesia
Rabu, 09 Okt 2024 16:21 WIB
Cerita dari Naomi Vio, Siswi SMK Semarang yang sempat hilang saat ikut open trip mendaki Gunung Slamet hingga ditemukan tim SAR pekan ini.
Gunung Slamet adalah gunung dengan puncak tertinggi di Provinsi Jawa Tengah. (Wikimedia Commons/Kembangpras)
Jakarta, CNN Indonesia --

Seorang siswi SMKN 3 Semarang, Naomi Daviola (17) sempat hilang diduga tersesat di Gunung Slamet (3.428 mdpl), Jawa Tengah pada Sabtu (5/10) lalu.

Naomi yang ikut rombongan open trip untuk mendaki gunung di Jawa Tengah itu kemudian berhasil ditemukan dalam kondisi selamat, lalu dievakuasi tim SAR pada Selasa (8/10) lalu.

Remaja putri yang karib disapa Vio itu bercerita selama tersesat dalam perjalanan turun dari puncak Gunung Slamet, dia bertahan dengan memakan sisa bekal makanan hingga beberapa kali mengikuti arah burung liar di sana.

Setelah tersesat selama dua malam, Naomi Vio akhirnya ditemukan tim pencari di Pos 7 Gunung Slamet pada Selasa (8/10) sore dan kembali ke rumahnya di Semarang.

Vio mengatakan bersama rombongan open trip yang didapatinya via akun TikTok, mereka mendaki Gunung Slamet lewat jalur Bambangan, Purbalingga, pada Sabtu (5/10). Siswi SMK itu berangkat ke jalur pendakian Gunung Slamet wilayah Purbalingga dengan naik motor sendiri dari Semarang, Sabtu (5/10).

"Dari sini [Semarang] enggak ada teman, ke Gunung Slamet sendiri, ketemunya di basecamp," kata Vio kepada wartawan di rumahnya, Rabu (8/10).

Vio bersama 40 rombongan lainnya memang mengikuti kegiatan pendakian open trip. Pendakian ini tergolong cukup ekstrem, karena dilakukan dengan tek-tok alias langsung pulang-pergi tanpa menginap yang dimulai pada Sabtu (5/10) malam pukul 23.00 WIB.

Vio menjelaskan, ada tiga kelompok dalam pendakian bersama itu. Sebab pendakian tektok, perbekalan yang dibawa pun tak banyak, sehingga langsung turun begitu sampai puncak.

"Awalnya aman-aman saja, jalan sesuai jalurnya. Naik puncak juga sesuai jalurnya. Sampai Plawangan itu jam 10.00 WIB, dapat sunrise di perjalanan. Terus naik ke puncak sampai atas sekitar jam 12.00 WIB," tuturnya.

Vio tergabung di kelompok 3 yang terdiri atas 7 orang. Tiga orang sudah turun duluan, sementara Vio dan tiga rekan lainnya yang terdiri atas dua pria dan satu perempuan telat sampai puncak. Dan, Vio pun mulai tersesat ketika turun dari puncak tersebut.

"Kita naik berempat, terus turun kita berempat, kita gandengan. Mas-mas rambut pirang duluan, saya mau nyusul, saya kira saya bisa nyusul tapi ternyata enggak. Saya capek, saya istirahat dulu," cerita Naomi.

"Saya nengok ke belakang masih ada orang. Tapi nengok lagi yang ketiga (kali) itu sudah enggak ada (orang). Depan awalnya ada orang itu juga nggak ada. Cerita mereka (dua orang di belakangnya) juga sama, mereka nengok ke saya yang ketiga (kali) itu udah nggak ada," lanjutnya.

Vio kemudian mencoba mencari jalan keluar. Hutan itu dia susuri terus sampai bawah. Akhirnya, Vio menemukan pagar yang entah akan tembus ke mana, sehingga dia memutuskan kembali naik.

Hujan pun mulai turun, dan Vio pun beristirahat  sambil melawan rasa takutnya. Dia tak pernah menyangka harus menghabiskan malam sendirian di Gunung Slamet yang baru sekali itu didakinya.

Ikuti burung dan bertahan dengan sisa roti

Senin pagi, Saat itu entah dari mana seekor burung muncul di hadapannya. Firasatnya, burung itu seperti menunjukkan jalan ke arah yang benar. Dia pun mengikuti arah burung itu.

"Saya lihat ke depan ada burung, saya ngerasa diarahin ke bawah, saya ikutin, dia turun aku turun. Dia naik aku naik. Tapi jalan yang dipilih jelek, jadi saya sampai luka-luka," kata Vio.

Sebab masih tak menemukan jalan, Vio memilih kembali naik. Selama tersesat, dia hanya mengandalkan roti sobek yang tinggal 6 potong dan botol air mineral 1,5 liter yang dia isi ulang dari mata air.

"Makannya benar-benar dihemat, sepotong buat sehari karena enggak tahu bakal sampai kapan. Bahkan sampai sekarang rotinya masih," jelasnya.

Pada Selasa pagi, ketika bangun tidur, Vio kembali bertemu burung yang lagi dia ikuti.

"Paginya makan, minum, lihat sunrise, ditunjukin lagi sama burung, ada 3. Jengkelnya burung itu ngarahin ke yang akar-akar semua, kalau akar diinjak kan patah, kalau patah itu saya jatuh," imbuhnya.

Setelah berjalan lumayan jauh, sekitar pukul 09.00 WIB Vio mendengar ada suara orang berteriak. Perasaannya langsung lega saat itu juga. Harapan seolah datang.

"Ada yang teriak-teriak 'Mbak Vio di mana?' saya bilang 'saya di sini'. Di situ saya lega banget udah ditemuin. Akhirnya ditolong sampai bawah. Sama sekali enggak digendong soalnya enggak ditawarin," terangnya.

Vio langsung memeluk salah satu anggota tim SAR gabungan yang telah menjemputnya. Tangis lega pun pecah saat itu. Mereka kemudian turun dari pukul 10.00 WIB hingga pukul 16.00 WIB.

"Bapaknya cerita nyari dari Senin, nyari dua jalur, via Bambangan ke Gunung Malang dan sebaliknya," jelasnya.

Keterangan tim SAR

Anggota tim SAR Bambangan, Sumarudin, yang menjumpai korban pertama kali mengatakan saat ditemukan Vio dalam kondisi lemas. Meski begitu korban berhasil bertahan hidup dengan mengonsumsi bekal roti yang dibawa.

"Dia bilangnya masih ada roti tiga jadi diawet-awet. Dengan bekal roti itu. Karena dia bawa roti satu bungkus, untuk hari pertama dimakan setengah bungkus dan sampai hari terakhir menghabiskan yang setengah bungkus," kata Sumarudin dikutip dari detikJateng, Selasa.

"Kalau minumnya dia menemukan air di sungai. Alhamdulillah kalau air di Gunung Slamet insyaallah aman," terangnya.

Sumarudin cukup terkejut dengan jalur yang dipilih oleh Vio. Sebab, melenceng sangat jauh dari jalur yang digunakan saat mendaki via Bambangan.

"Dia memang seorang diri, memang itu bukan jalurnya. Saya juga agak bingung kenapa dia sampai di situ. Luar biasa jauhnya. Kalau dari Pos 7 via Bambangan sekitar 3 km sampai ke TKP. Kalau dia jalan lurus tembusnya di Baturraden," jelasnya.

"Salah jalur dari mulai Pos 9. Dia itu salah jalurnya di atas (batas) vegetasi ambil jalur kanan. Sama sekali tidak ada pendaki dan memang dia sendirian," kata Sumarudin.

Baca berita lengkapnya di sini.

(tim/kid)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER