Kebakaran di kawasan hutan Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem, Bali, kembali terjadi setelah beberapa waktu lalu telah padam.
Kebakaran itu, terjadi pada Selasa (29/10) malam hingga Rabu (30/10) kemarin dan saat ini masih ada satu titik api.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya benar (kembali terjadi kebakaran) di kawasan Gunung Agung. Dari sembilan titik api terpantau kemarin, saat ini hanya terlihat masih 1 titik asap sangat tipis itu karena kemarin malam sempat turun hujan," kata Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Karangasem, Ida Bagus Ketut Arimbawa, saat dikonfirmasi, Kamis (31/10).
Ia menerangkan, dari kebakaran tersebut luas hutan lindung yang terbakar sekitar 104 hektare.
Arimbawa menyebut untuk antisipasi kebakaran di kawasan Gunung Agung, pihaknya telah berkoordinasi atau bersurat dengan BNPB dan nantinya bila terjadi kebakaran lagi akan menggunakan water booming dengan helikopter.
"BNPB untuk melakukan asesmen kemungkinan ke depannya pemadaman dengan water booming dengan helikopter. (Dan juga) dengan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) hujan buatan dan membuat sekat bakar atau api kalau kebakaran merembet ke rumah penduduk atau tempat ibadah atau pura," ujarnya.
Sebelumnya, kebakaran kawasan hutan di Gunung Agung, di Kabupaten Karangasem, Bali, kian meluas dan sudah mencapai 145 hektar lahan hutan yang terbakar.
Kala itu, Arimbawa mengatakan saat ini di titik awal area kebakaran di wilayah Hutan Lindung Munduk, Pengubengan, Desa Besakih, Kabupaten Karangasem, untuk saat ini tidak terlihat titik api atau asap, dan diperkirakan luas area lahan terbakar seluas 120 hektare.
"Kemudian kemarin meluasnya kebakaran hutan di Hutan lindung Munduk Pengalusan, Desa Ban, dengan area luasan kebakaran 25 hektar dan saat ini masih terlihat satu titik asap kecil. Dan total area lahan terbakar 145 hektare," kata Arimbawa pada Jumat (18/10) sore lalu.
Ia menyebutkan, untuk lokasi kebakaran hutan di ketinggian 2000 MDPL dan masih jauh dari tempat ibadah atau pura dan rumah masyarakat, dan asap dampak kebakaran tidak menggangu aktivitas masyarakat karena arah asap cenderung ke atas,
"Yang terbakar vegetasi (seperti pohon) cemara, pinus dan semak belukar," imbuhnya.
Lihat Juga : |