Survei Indikator Politik Indonesia mengungkap elektabilitas Supian Suri-Chandra Rahmansyah mengungguli elektabilitas Imam Budi Hartono-Ririn Farabi A Rafiq di Pilwalkot Depok.
Supian-Chandra didukung oleh Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang beranggotakan 12 partai politik. Adapun petahana Imam-Ririn didukung PKS dan Golkar.
"Pasangan Supian Suri dan Chandra Rahmansyah 49,5 persen, sedikit unggul dari pasangan Imam Budi Hartono dan Ririn Farabi A Rafiq 46,6 persen," dikutip dari keterangan tertulis, Kamis (14/11).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 3,9 persen sisanya adalah massa mengambang. Indikator menyebut selisih dukungan tidak berbeda secara statistik karena masih dalam rentang margin of error.
Dalam survei itu, Indikator juga memotret kesetiaan para pemilih. Hanya 17,2 persen yang menyatakan kemungkinan mengubah pilihan. Ada 82,1 persen yang sudah yakin dan tidak mengubah pilihannya.
Survei itu juga mengungkap peningkatan elektabilitas Supian Suri yang drastis. Pada April, elektabilitas Supian 18,4 persen, sedangkan saat ini 49,9 persen.
Sementara itu, elektabilitas Imam turun dari 44 persen di bulan April menjadi 43,6 persen saat ini. Pemilih yang tidak menjawab atau merahasiakan pilihannya berkurang dari 37,6 persen menjadi 6,5 persen dalam tujuh bulan.
Dalam urusan popularitas, Supian Suri juga unggul dari Imam Budi Hartono. Popularitas Supian 80,4 persen, sedangkan Imam 75,7 persen.
"Supian Suri sedikit lebih populer dan lebih disukai ketimbang Imam Budi Hartono," kata Indikator.
Survei dilaksanakan pada 3-9 November 2024 dengan melibatkan 400 orang responden. Sampel ditarik memakai metode multistage random sampling. Margin of error survei ±5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sementara survei dari Lembaga Studi Visi Nusantara (LS Vinus) menunjukkan pasangan Supian-Chandra unggul dengan elektabilitas 49,38 persen dari kubu Imam Budi Hartono (IBH)-Ririn yang berada di posisi 31,12 persen.
Responden yang belum menentukan pilihan 17,5 persen dan tidak ada pilihan ataupun tidak menjawab sebanyak dua persen.
Survei berdasarkan 800 responden periode 22-26 Oktober 2024, menggunakan metode cluster random sampling, teori slovin.
(dhf/isn)