Fakta-fakta Versi Polisi soal Pabrik Uang Palsu di Kampus UIN Makassar

CNN Indonesia
Jumat, 20 Des 2024 06:45 WIB
Polisi membongkar kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menjadi lokasi pembuatan uang palsu. (CNN Indonesia/Ilham)
Makassar, CNN Indonesia --

Polisi membongkar kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, menjadi lokasi pembuatan uang palsu yang ditengarai oleh Kepala Perpustakaan, Andi Ibrahim bersama seorang staf kampus tersebut.

Hasil penyidikan kasus ini, polisi menangkap sebanyak 17 orang di antaranya ada yang berprofesi sebagai ASN di Pemprov Sulbar hingga karyawan bank BUMN.

Berikut sejumlah fakta dalam kasus uang palsu di kampus UIN Makassar:

17 pelaku ditangkap

Kasus ini bermula ketika adanya warga Kabupaten Gowa yang menerima uang palsu tersebut sehingga melaporkan ke pihak kepolisian, kemudian dilakukan penyelidikan hingga berhasil menangkap belasan pelaku, termasuk kepala perpustakaan UIN Makassar.

"Jadi mereka ini ada 17 orang dengan memiliki peran yang berbeda-beda, termasuk dua orang pegawai bank BUMN," kata Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono di Polres Gowa, Kamis (19/12).

Barang bukti triliunan uang palsu

Barang bukti uang palsu yang dicetak di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, nilainya mencapai triliunan rupiah.

Termasuk mata uang asing turut disita hingga sertifikat deposito BI senilai Rp45 triliun dan satu lembar kertas surat berharga negara (SBN) senilai Rp700 triliun dengan total 98 item yang diamankan.

"Barang bukti yang nilainya triliun, contoh mata uang rupiah emisi 2016 sebanyak 4.554 lembar pecahan 100 ribu, kemudian mata uang emisi 99 sebanyak 6 lembar 100 ribu, juga ada 234 lembar pecahan 100 ribu dan belum terpotong. Jadi ada bentuk lembaran nanti dipotong potong," kata Kapolda Sulsel, Irjen Yudhiawan Wibisono di Polres Gowa.

Selain uang rupiah palsu tersebut, kata Yudhiawan pihaknya juga menemukan uang mata asing seperti mata uang Korea Selatan dan Vietnam.

"Mata uang Korea satu lembar sebesar 5000 won, ada mata uang Vietnam sebanyak 111 lembar sebanyak 500 dong dan ada mata uang rupiah 2 lembar dengan pecahan 1000 emisi tahun 64, ada mata uang 100 ribu emisi 2016 sebanyak 234 lembar," ujarnya.

Pembuatan uang palsu sejak 2010

Aksi pembuatan uang palsu yang dilakukan di dalam kampus Universitas Negeri Islam (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan telah berjalan sejak tahun 2010 silam.

"Dari hasil interogasi, time line pembuatan uang palsu ini dimulai dari Juni 2010, terus kemudian 2011 sampai 2012," kata Yudhiawan.

Yudhiawan menyebut bahwa proses produksi uang palsu tersebut sempat berhenti beberapa tahun, namun kembali lagi beroperasi pada 2022 lalu.

Pada bulan Oktober 2022, kata Yudhiawan para pelaku membeli mesin cetak asal China dari Surabaya, kemudian operasi pembuatan uang palsu dilakukan hingga 2024.

"Oktober 2022 sudah membeli alat cetak dan pemesanan kertas kemudian 2024 kemarin bulan Mei sudah mulai produksi. Untuk uang kertasnya itu juga impor beli dari Cina, bahan baku juga tinta dan lain sebagainya beli dari Cina," ujarnya.

Setelah itu, kata Yudhiawan pada bulan Juni para pelaku kemudian melakukan kerja sama, termasuk kepala perpustakaan UIN Makassar, Andi Ibrahim untuk melakukan proses produksi uang palsu dan menawarkan masyarakat.

"Sekitar Juni sudah ketemu di antara mereka, kemudian ada saling kerja sama di antara mereka untuk proses pembuatan dan di viralkan melalui grup WhatsApp. Jadi ditawarkan di group," ungkapnya.

Uang palsu diduga untuk Pilkada Barru

Polisi masih mengejar tiga orang yang diduga terlibat jaringan pembuatan uang palsu di kampus Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan.

Salah satu DPO, ASS merupakan seorang politikus yang sempat ingin maju di Pilgub Sulsel 2024 lalu dan sempat mencalonkan Wali Kota Makassar pada tahun 2013 lalu.

"Tersangka ini sempat akan maju Pilkada kemarin tapi tidak punya atau tidak cukup kursi untuk mengusung," kata Kapolda Sulsel, Irjen Pol Yudhiawan Wibisono.

Tak hanya itu, kata Yudhiawan ketiga DPO ini sempat mengajukan proposal kepada salah satu calon kepala daerah di Kabupaten Barru di Pilkada kemarin.

"Mereka juga sempat mengajukan proposal kerja sama untuk memodali Pilkada Barru, tapi tidak diterima," ujarnya.

Kepala perpustakaan UIN Makassar dipecat

Kepala Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, Andi Ibrahim bersama satu orang staf kampus dipecat secara tidak terhormat setelah terlibat dalam pembuatan uang palsu.

"Itulah sebabnya, kami mengambil langkah, setelah ini jelas kedua oknum yang terlibat dari kampus kami, langsung kami diberhentikan dengan tidak hormat," kata Rektor UIN Makassar, Prof Hamdan Juhannis di Polres Gowa.

(mir/fra)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK