Deputi Eksternal Eksekutif Nasional Walhi, Mukri Friatna mengatakan keberadaan pagar laut sepanjang 30,16 kilometer di pesisir Tangerang telah merugikan nelayan dan merusak ekosistem lingkungan.
Dia bilangkonstruksi pagar bambu di laut pantura itu dapat mengakibatkan empat kerusakan alam. Pertama, kehadiran pagar-pagar itu akan menghambat laju arus laut.
"Kedua, pagar laut yang dibebani pasir sebagai media tancap, juga berpotensi menimbun terumbu karang," katanya, Jumat lalu seperti dikutip dari Antara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian, dampak lainnya juga dapat menimbulkan terjadinya penumpukan sedimen akibat terhalang pagar bambu yang menancap di pasir.
"Dan dampak terakhir adalah memicu kekeruhan perairan laut. Itu empat dampaknya," papar Mukri.
Menurutnya, ancaman dari kerusakan alam dan terumbu karang di laut Tangerang harus segera ditangani secepat mungkin agar tidak berdampak berkepanjangan.
Sebelumnya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI masih mencari dan menyelidiki pihak penanggungjawab dalam pemasangan pagar bambu sepanjang 30,16 kilometer di laut pesisir pantura, Kabupaten Tangerang, Banten.
KKP RI telah melakukan penyegelan pagar hang membentang di laut Kabupaten Tangerang. Panjang pagar laut itu membentang 30,16 km itu berada pada wilayah 16 desa di 6 kecamatan dengan rincian tiga desa di Kecamatan Kronjo, tiga desa di Kecamatan Kemiri, empat desa di Kecamatan Mauk, satu desa di Kecamatan Sukadiri, tiga desa di Kecamatan Pakuhaji, dan dua desa di Kecamatan Teluknaga.
Pada Sabtu (18/1) dengan dibantu warga nelayan, TNI AL berdasarkan arahan dari Presiden RI Prabowo Subianto mulai membongkar pagar laut yang membentang 30,16 kilometer di Tangerang tersebut.
TNI AL menargetkan proses pembongkaran pagar laut misterius di Kabupaten Tangerang selesai paling cepat dalam 10 hari. TNI AL juga menyatakan siap pasang badan jika ada pihak yang memprotes pembongkaran pagar laut misterius sepanjang 30,16 km di Kabupaten Tangerang tersebut.
"Apa pun itu kalau untuk kepentingan rakyat, Angkatan Laut, TNI khususnya kita akan tampil ke depan," kata Danlantamal III Jakarta Brigjen (Mar) Harry Indarto kepada wartawan di lokasi pencabutan pagar laut misterius itu.